Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com; Panitia Seleksi Pemilihan Majelis Rakyat Papua Barat perwakilan Adat dan perwakilan perempuan kabupaten Fakfak telah melaksanakan proses seleksi yang dimulai dengan tahapan seleksi berkas administrasi hingga tahapan wawancara yang bertempat di Diklat Pemda Fakfak pada rabu, [31/05]. Namun sangat disayangkan ditengah wawancara terhadap peserta seleksi MRPB tengah berlangsung dalam ruangan, justru ada 3 peserta perwakilan perempuan yang tereliminasi dari tahapan seleksi wawancara justru datang melakukan protes terhadap Panitia Pemilihan.
Diketahui sebelum melakukan protes di depan Diklat Pemda, 3 peserta yang tereliminasi ini sempat mendatangi kantor Kesbangpol Fakfak untuk menemui Ketua Pansel dan hendak memintai penjelasan mengenai alasan Pansel mengeliminasi mereka ke tahapan wawancara. Namun karena Ketua Pansel tengah melakukan proses wawancara terhadap para peserta di Diklat Pemda, sehingga 3 peserta yang tereliminasi ini langsung mendatangi tempat wawancara dan melakukan protes.
Parahnya 4 peserta seleksi MRPB perwakilan adat dan perempuan yang dieliminasi oleh Pansel ke tahapan wawancara hanya berdasarkan hasil pertemuan bersama Forkopimda. Mirisnya lagi dalam pertemuan tersebut justru ada masukan dan saran dari Forkopimda yang ditujukan kepada 4 oknum peserta seleksi MRPB Fakfak jika mereka terlibat sebagai pelaku Makar. Atas alasan keterlibatan Makar inilah sehingga oleh Pansel mereka tak bisa diloloskan ke tahapan wawancara. Sungguh sangat ironis dan miris….
Salah satu peserta yang tereliminasi akibat label makar yakni Siti Uswanas kepada awak media menjelaskan jika dirinya sangat menyayangkan adanya proses seleksi MRPB yang sarat dengan sejumlah muatan kepentingan. Ujar Uswanas.
Ditambahkan juga jika dirinya mendapatkan informasi mengenai alasan tereliminasi karena mamanya orang kei alias pendatang dan dirinya juga dituding terindikasi makar. Tambah Itthy sapaan akrab Siti Uswanas
“Alasan saya tidak masuk ke tahapan selanjutnya karena beberapa alasan salah satunya dituding makar” ungkap Itthy.
Itthy juga menegaskan jika dirinya bersama keluarga besar akan melakukan somasi kepada Institusi yang telah menudingnya sebagai pelaku Makar. Dan juga ia akan melakukan klarifikasi kepada semua stakeholder sehingga tidak ada lagi tudingan-tudingan miring yang diarahkan terhadap dirinya dan anak cucunya. Tutup Itthy.
Ditempat yang sama Erna Hilda Wagab peserta seleksi yang tereliminasi akibat tuduhan makar kepada awak media juga menjelaskan jika tudingan makar yang diarahkan kepadanya sesungguhnya tidaklah benar. Karena selama ini dirinya merupakan Aktivis Kemanusiaan dan HAM yang selama ini bekerja di ELSHAM Fakfak. Ujar Erna
Dikatakan pula jika dirinya dituding membantu para kelompok dari kampung Pikpik yang saat itu tengah melakukan aksi long march dengan membawa bendera. Pada hal sesungguhnya tidak benar. Seyogyanya akibat tugas dan tanggung jawabnya selaku aktivis kemanusiaan dan HAM inilah sehingga dirinya harus melakukan advokasi kemanusiaan dan Ham. Kata Erna.
Sementara itu Ketua Pansel MRPB Kabupaten Fakfak Said Hindom saat ditemui awak media usai melakukan pertemuan dengan 3 peserta yang tereliminasi menjelaskan jika proses seleksi MRPB yang dilakukan oleh Pansel telah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Ucap Said.
Said Hindom juga mengatakan jika dirinya selaku Ketua juga akan berkordinasi dengan Forkopimda mengenai tudingan Makar yang diarahkan kepada beberapa peserta khususnya dalam rangka pemulihan status dan nama baik mereka, sehingga ke depannya dalam proses seleksi baik MRPB maupun seleksi DPRK mereka tidak serta merta tereliminasi hanya karena tudingan dan alasan Makar. Ungkap Said Hindom.
(Red)
Komentar