Merah Putih 80 Meter, 80 Obor, dan Semangat yang Menyala di Banda Ely

Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Agustus di Ohoi Banda Ely, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara, tahun ini bukan sekadar perayaan kemerdekaan.

Ia menjelma menjadi pesta rakyat penuh warna yang memadukan olahraga, seni, tradisi, dan simbol-simbol kebangsaan. Semuanya diikat oleh satu benang merah: semangat persatuan.

Sejak awal bulan, lapangan-lapangan di ohoi itu riuh oleh suara sorak dan tawa. Anak-anak SD dan SMP bertarung di gawang mini memperebutkan Piala Raja Rat Waar Ohoitel Banda Ely.

Ada pula lomba cerdas cermat, puisi, panjat pinang, gerak jalan, hingga hiburan rakyat yang memancing tawa sekaligus rasa bangga.

Namun, puncak magisnya hadir pada 16 Agustus. Siang itu, bendera merah putih raksasa sepanjang 80 meter dibentangkan, dibawa oleh 80 pemuda-pemudi dari Suku 80. Mereka melangkah mantap dalam Kirab Merah Putih, memecah udara Banda Ely yang dipenuhi sorak kagum warga.

Di malam hari, giliran 80 obor menyala, diarak oleh 80 pemuda-pemudi menyusuri jalan-jalan ohoi. Nyala api itu bukan sekadar penerang malam, melainkan simbol semangat perjuangan yang tak pernah padam.

Sehari kemudian, 17 Agustus, bendera merah putih berkibar gagah di lapangan upacara. Pasukan Paskibraka dari SMP Al-Hilal dan SMA Negeri 6 Banda Ely melaksanakan tugas mereka dengan khidmat.

Tiap tarikan tali, tiap kibaran kain, seolah menyampaikan pesan: kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga.

Pejabat Ohoi, Sandy Salamun, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.

“Ini wujud kekompakan kita sebagai masyarakat Banda Ely. Semangat kemerdekaan harus terus hidup di hati setiap generasi,” ujarnya.

Ketua KNPI Maluku Tenggara menimpali, memuji inisiatif pemuda Banda Ely yang mampu menjadikan perayaan kemerdekaan sebagai panggung persatuan.

“Dari desa lahir kekuatan bangsa. Semangat seperti ini harus terus kita dorong,” katanya.

Perayaan HUT RI ke-80 di Banda Ely tahun ini akan dikenang bukan hanya karena meriahnya, tapi karena ia membuktikan bahwa di pelosok Kei Besar, api kemerdekaan terus menyala—seterang 80 obor yang meliuk di malam 16 Agustus itu.

Komentar