Kab. Kepulauan Tanimbar, Kabarsulsel-Indonesia.com; Jelang Pemilu serentak tahun 2024, terlihat mulai adanya sejumlah gesekan dalam internal Partai Politik. Saling adu argumentasi tapi juga berebutan posisi tawar dalam internal partai politik turut mewarnai dinamika perpolitikan bangsa ini. Bukan saja para elite politik di level pusat yang kerap berseteru namun dinamika gesekan para elit partai ini pula turut berdampak hingga ke daerah-daerah (Kabupaten/kota).
Salah satu pergolakan yang tak kalah menarik serta turut mewarnai dinamika perpolitikan daerah bahkan menjadi perhatian pusat adalah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kali ini malah menimpa Partai Hanura besutan Oesman Sapta Odang, parahnya lagi narasi-narasi yang tendensius justru diarahkan menyasar petinggi partai di daerah yakni Ketua Partai Hanura Kab. Kepulauan Tanimbar Hendrikus Serin, SH yang di anggap tidak nasionalis oleh seorang Rony Sapulete yang juga merupakan kader Partai besutan Oesman Sapta Odang ini.
Menanggapi tudingan narasi Rony Sapulete, Bendahara DPC Partai Hanura Kab. Kepulauan Tanimbar Drs. Petrus Paulus Abeyama hari ini minggu, [29/01] menyampaikan pernyataan resminya dihadapan sejumlah kader Partai Hanura. Berikut pernyataan lengkapnya :
Kata Nasionalisme: dalam arti sempit, Nasionalisme adalah rasa kebangsaan dan cinta terhadap bangsa sendiri secara berlebihan dengan merendahkan bangsa lain. Dalam arti Luas Nasionalisme adalah rasa cinta yang tinggi terhadap bangsa sendiri tanpa pandang rendah bangsa lain.
Secara ringkas: Nasionalisme adalah Sikap yg dimiliki Masyarakat yg memiliki Kesamaan Pansangan, Cita-cita dan Tujuan yg menjadikan adanya Kecintaan dan Kesetiaan terhadap Bangsa sendiri.
Dalam Sejarah Indonesia : Nasionalisme, adalah Ideologi yg muncul pada Masa Kolonial Belanda yg menyerukan kemerdekaan bagi Koloni itu dan Penyatuannya sbg Negara yg Merdeka dan Berdaulat sebagai Bangsa.
Dalam Konteks Kepartaian, Nasionalisme ditempatkan pada tataran pemahaman setiap Kader Bangsa yg memiliki Rasa Kecintaan dan kebanggaan terhadap organisasi Partainya yg ditunjukan dlm setiap upaya dan perjuangan utk kepentingan organisasi Partai.
Tuduhan saudara Rony Sapulete terhadap Partai Hanura KKT terutama Ketua DPC Hendrikus Serin, SH sbg Ketua yg tidak Nasionalis dan merusak Marwah Partai, hanya karena terdapat Struktur DPC Hanura KKT yg tidak mencerminkan prinsip Nasionalis. Sebetulnya Tuduhan Tak Nasionalis kpd Ketua DPC Hanura KKT sebagai tak Nasionalis adalah Tuduhan berlebihan dan tak berdasar. Pasalnya, Strategi utk membesarkan Partai Hanura sebenarnya sangat Akomodatif. Pada titik ini, unsur yg mau dikritik Rony Sapulete, hanya karena KSB Partai terdiri dari Kader satu golongan tertentu, seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Mengapa :
Karena tak satupun norma yg dilanggar dalam sistem rekrutmen Personalia Partai. Partai Hanura sdh berupaya melakukan rekrutmen terukur dan sistematis tanpa mengabaikan pilihan-pilihan yang akan turut memperkaya khazanah Kaderisasi Partai.
Jika Hanura dituduh Tak Nasionalis, maka sàngat disayangkan bahwa Pemahaman terhadap Prinsip Nasionalis saudara Rony Sapulete sangat sempit. Artinya kata Nasionalisme disejajarkan sdr. Rony Sapulete dengan harus mengakomodir semua golongan Agama dan suku. Jika demikian, pemahaman ini menurut saya adalah sangat Primordialis, bukan pengertian Nasionalis yang sebenarnya. Jadi sdr. Rony Sapulete telah menggiring Partai Hanura pada posisi Partai Primordialis yang mengutamakan Politik Identitas. Partai Hanura pada titik ini sangat jauh dari pikiran sempit, tidak Primordial, karena tetap mengakomodasi semua elemen anak bangsa dalam Rekrutmen baik untuk Struktur Partai maupun dalam Rekrutmen Caleg untuk Pemilu 2024. Kita utamakan kwalitas berikut komitmen kader utk membangun Partai dan komit membangun Bangsa dan Negara dan Daerah. Jika yang kita rekrut adalah kader-kader yang tak punya komitmen dan memiliki mental merusak, itulah yang seharusnya disebut Tak Nasionalis.
Artinya, pandangan Nasionalis jangan dipersempit pada pola rekrutmen kader yang harus terdiri dari pelbagai golongan, melainkan pemahaman Nasionalisne harusnya dipahami sebagai (ajaran) untuk mencintai Bangsa dan Negara sendiri.
Untuk itu Kesadaran Keanggotaan suatu Organisasi Partai yg secara Potensial atau Aktual Bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan identitas, Integritas dan Kekuatan Organisasi Partai. tutup Drs. Petrus Paulus Abeyama dalam pernyataannya.
(Red)
Komentar