Menjaga Nyala Pahlawan: Brimob Maluku Bersihkan Monumen Aipda Karel Satsuitubun di Kampung Halaman Jelang HUT Bhayangkara ke-79

Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di tengah sunyi dan angin sepoi Kampung Rumadian, semangat perjuangan kembali dinyalakan. Menyongsong Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79, pasukan Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Maluku datang bukan dengan senjata, melainkan dengan sapu, semangat, dan rasa hormat mendalam.

Dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon C Pelopor, Kompol Rudi Widlem Muskitta, S.Sos., S.H., M.H., para personel Brimob membersihkan Monumen Pahlawan Revolusi Aipda (Anumerta) Karel Satsuitubun, yang berdiri gagah di tengah Desa Rumadian, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara—kampung halaman sang pahlawan nasional.

Proses Pembersihan Lokasi Lingkungan Monumen Patung Karel Sadsuitubun oleh Pasukan Bromob Kompi C | Foto Elang Key

Sosok Karel bukan sekadar nama. Ia adalah putra Kei yang memilih untuk gugur demi merah-putih, saat menghadang pengkhianatan G30S di tahun 1965. Tubuhnya boleh rebah, tapi jiwanya tegak dalam sejarah bangsa.

“Kegiatan ini adalah ziarah dalam bentuk pengabdian. Kami tidak hanya membersihkan tugu, tapi juga menyapu debu yang mulai menutupi ingatan generasi tentang arti kata ‘berkorban untuk bangsa’,” ujar Kompol Muskitta dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

Bukan seremoni kosong. Tangan-tangan Brimob menyatu dengan tangan masyarakat desa. Mereka bergotong royong membersihkan taman, mengecat ulang, dan merapikan lingkungan sekitar patung.

Tak ada sekat antara seragam loreng dan pakaian harian warga. Semuanya larut dalam satu rasa: bangga menjadi anak bangsa, dan lebih lagi—anak Maluku.

Monumen itu kini berdiri lebih bersinar dari sebelumnya, seakan menyambut ulang tahun Bhayangkara dengan wibawa dan haru.

Kepala Ohoi Rumadian mengungkapkan rasa hormat mendalam kepada Brimob yang telah menunjukkan bahwa penghormatan terhadap sejarah tidak perlu menunggu tanggal merah atau seremoni megah.

“Ini bukan sekadar bersih-bersih. Ini pelajaran tentang cinta tanah air, tentang menghargai darah yang telah ditumpahkan demi bangsa. Kami sangat tersentuh,” ucapnya.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata implementasi semangat Polri Presisi—tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga merawat nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat simpul sosial di tengah masyarakat.

Dalam diamnya tugu itu, Aipda Karel Satsuitubun seolah tersenyum. Sebab perjuangannya tak dilupakan. Sebab tanah kelahirannya masih menyebut namanya dengan bangga. Dan sebab hari ini, Brimob Maluku memastikan api itu tetap menyala.

Komentar