Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Matahari pagi menyibak kabut tipis di langit Fakfak, menorehkan cahaya lembut ke halaman gedung Winder Tuware. Rabu, 7 Mei 2025 itu, suasana terasa berbeda.
Ada denyut harapan baru yang bergetar dalam ruang pertemuan: ruang di mana masa depan birokrasi Fakfak sedang disulam dengan benang-benang kompetensi, integritas, dan visi jangka panjang.
Di hadapan para pimpinan organisasi perangkat daerah, pejabat tinggi, dan peserta uji kompetensi, Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP, berdiri menyampaikan sambutannya. Namun ini bukan sekadar kata sambutan.
Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulutnya terdengar seperti palu godam yang membangunkan semangat, dan pada saat bersamaan menjadi cahaya penuntun arah.
“Kita tidak sedang mencari pejabat yang hanya mampu menjalankan rutinitas. Kita sedang menyiapkan arsitek perubahan, nahkoda pembangunan, dan penggerak mesin birokrasi yang berjiwa kepemimpinan,” ucapnya lantang, dengan tatapan menusuk horizon.
Acara Pembukaan Uji Kompetensi Jabatan Tinggi Pratama ini bukanlah agenda seremonial belaka. Ia hadir sebagai perwujudan tekad untuk menyaring dan memilih figur-figur terbaik yang akan memegang kendali strategis dalam roda pemerintahan Kabupaten Fakfak lima tahun ke depan.
Di balik uji kompetensi ini, tersembunyi filosofi besar: bahwa jabatan bukanlah tempat bernaung, melainkan ladang pengabdian. Bahwa menjadi pejabat bukanlah posisi untuk dilayani, melainkan panggilan untuk melayani dengan sepenuh nurani dan kecerdasan.
Dengan penuh hormat, Bupati menyampaikan apresiasi kepada Kepala BKPSDM dan jajarannya yang telah menyiapkan proses seleksi ini dengan cermat dan profesional.
Ia pun menegaskan bahwa hasil uji ini akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses rotasi dan mutasi ke depan. Artinya, hanya mereka yang unggul dan layak yang akan mendapatkan kepercayaan.
“Tantangan birokrasi ke depan semakin kompleks. Dibutuhkan sosok-sosok yang mampu mempercepat kerja, berani berpikir di luar kotak, dan menghadirkan inovasi-inovasi yang berpihak pada masyarakat,” lanjutnya.
Bupati Samaun juga menyinggung pentingnya kompetensi manajerial dan kepekaan sosial-kultural.
Seorang pemimpin birokrasi, menurutnya, bukan hanya dituntut cerdas dalam menyusun program, tetapi juga arif dalam membaca denyut masyarakat, peka terhadap keberagaman budaya, serta teguh dalam nilai moral.
Sambutan ditutup dengan doa dan seruan harapan, agar seleksi ini menjadi gerbang lahirnya barisan pelayan publik yang mumpuni.
“Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, saya nyatakan Uji Kompetensi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Tahun 2025 resmi dimulai,” ucapnya, dengan suara yang meresap ke relung makna.
Tepuk tangan menggema. Namun bukan tepuk tangan biasa—ia mengandung getar komitmen. Bahwa sejak hari itu, siapa pun yang ingin menjadi bagian dari barisan pemimpin Fakfak, harus lulus dari ujian paling dasar: kompetensi, dedikasi, dan keberanian untuk melampaui batas dirinya.
Writter : Red | Editor : Red
Komentar