Namrole, Kabarsulsel-Indonesia.com; Medan Ekstrim di Kabupaten Buru Selatan ( Bursel ) pada sejumlah Kecamatan membuat petugas terpaksa memikul logistik Pemilihan Umum ( Pemilu ) hingga ke Tempat Pemungutan Suara ( TPS ), demi dapat menyelenggarakan pesta demokrasi lima tahunan di Bursel.
” Yang paling kita khawatirkan adalah Kecamatan Fena Fafan, sebab paling sulit untuk kita jangkau secara transportasi, ” kata Kepala Kepolisian Resor ( Kapolres ) Bursel Ajun Komisaris Besar Polisi ( AKBP ) M Agung Gumilar, kepada wartawan, Selasa, 13 Februari 2024, di Namrole.
Pria dengan dua melati emas di pundak ini menyebut, pada umumnya di Kabupaten Bursel dari letak geografis tentunya menjadi hambatan dalam hal distribusi logistik dan Pergeseran Pasukan ( serpas ) dalam rangka pengamanan pemilu 2024. Salah satunya adalah masih banyak wilayah yang belum terakses jalur darat, sementara ini masih di proses pembangunannya.
Gumilar mengaku, untuk pelaksanaan pemilu 2024 di Fena Fafan sudah di tentukan TPS-TPS, penyelenggara dan pelaksana keamanan sudah kami tentukan, sampai saat ini tidak ada hambatan.
” Yang menjadi hambatan saat ini adalah terkait transportasi, namun hasil laporan dari anggota yang di sudah mengecek ke sana, mudah-mudahan apa yang menjadi harapan kita semua, pemilu 2024 di Bursel khususnya di Kecamatan Fena Fafan bisa berjalan dengan lancar, ” tutur Agung.
Kekhawatiran pria kelahiran 1983 ini, bukan tanpa sebab, terbukti pada saat pendistribusian logistik di Kecamatan Fena Fafan disambut dengan medan yang ekstrim.
Jalan licin dan akses jembatan yang putus membuat petugas pengamanan TPS kesulitan mengakses dan terpaksa harus memikul kotak suara menyusuri hutan dengan waktu tempuh lebih dari satu jam hingga akhirnya sampai di TPS yang di tuju.
Sementara itu, pemindahan logistik dari Kapal Landen Cinta Damai 02 Samarinda ke speed boat milik warga, di Kecamatan Kepala Madan pun mengalami kesulitan, akibat di hantam ombak dan angin kencang.
Selain dua Kecamatan di Pantai Barat ini, kesulitan pendistribusian juga di alami di Kecamatan Waesama. Penyebabnya adalah belum adanya jembatan permanen yang menghubungkan sungai satu dan sungai lainnya, terpaksa mobil pengangkut logistik harus nekat menerobos aliran sungai dengan bentangan sekitar 50 meter.
Kendati harus melintasi medan yang cukup ekstrim, proses pendistribusian logistik Pemilu 2024 akhirnya berhasil di antar sampai di masing-masing TPS.









Komentar