Jakarta, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di Gambesi, sebuah kampung di Kota Ternate, 27 April 1965 lahir seorang anak yang kelak namanya harum di panggung hukum tata negara Indonesia.
Ia adalah Prof. Dr. Margarito Kamis, S.H., M.Hum. —putra Maluku Utara pertama yang meraih gelar profesor hukum tata negara.
Langkah Margarito di dunia hukum dimulai dari Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate, dengan konsentrasi hukum pidana di bawah bimbingan almarhum Baharudin Lopa, S.H.
Dari tanah kelahirannya, ia berlayar ke Makassar, menempuh studi pascasarjana di Universitas Hasanuddin dengan fokus pada hukum agraria.
Puncak perjalanannya membawa ia ke Universitas Indonesia, menekuni strata tiga di bawah arahan nama-nama besar: Ismail Suny, Jimly Asshiddiqie, dan Adnan Buyung Nasution.
Deretan jabatan bergengsi pernah ia emban. Ia menjadi Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara pada 2006–2007, anggota panitia seleksi komisioner KPK di Kementerian PAN-RB, hingga duduk di tim seleksi hakim Mahkamah Konstitusi di Dewan Pertimbangan Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono.
Kini, ia dikenal sebagai pakar hukum tata negara sekaligus pengajar di Fakultas Hukum Universitas Khairun.
Namun, jalan Margarito tak selalu mulus. Dalam satu wawancara, ia pernah mengisahkan masa remajanya di Ternate yang nyaris kandas karena kesulitan ekonomi.
“Saya hampir berhenti sekolah,” katanya, “tapi dorongan orangtua membuat saya bertahan.”
Kisahnya menjadi penegas bahwa prestasi besar sering lahir dari perjuangan yang tak kenal menyerah.
Dari Gambesi, Margarito menapaki tangga ilmu, menembus batas-batas geografi, hingga namanya tercatat di lembar sejarah hukum Indonesia.
Komentar