Nabire, Kabarsulsel-Indonesia.com | Sore itu, di halaman Kampus STIE Pelita Harapan Nabire, suasana akademik terasa lebih hangat dari biasanya. Hari Senin, 16 Juni 2025, menjadi momen reflektif dan penuh makna ketika seorang dosen muda berdiskusi langsung dengan tokoh pendidikan Meepago, Bapak Didimus Mote, S.H., M.Si.
Pak Mote bukan nama asing di dunia akademik Nabire. Mantan Rektor Universitas Satya Wiyata Mandala ini kini menjabat sebagai Ketua III di STIE Pelita Harapan Nabire. Sosoknya dikenal sebagai intelektual yang rendah hati, namun tajam dalam visi pendidikan.
“Saya datang untuk belajar. Sebagai dosen yunior, saya merasa penting meminta petunjuk dari senior demi memajukan kampus ini,” ujar sang penulis, seraya menyampaikan semangat kolaboratif kepada Didimus Mote.
Mote menyambut dengan bijak. Ia menekankan pentingnya peran dosen senior sebagai mentor dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu akademik.
“Ya, benar. Dosen senior memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing yuniornya, baik dalam publikasi akademik maupun pengelolaan pembelajaran,” jelasnya.
Menurutnya, bimbingan ini tidak hanya mempercepat transfer ilmu, tapi juga menciptakan budaya akademik yang sehat dan progresif.
“Termasuk dalam hal menyusun silabus, mengevaluasi pembelajaran, dan membangun jejaring riset yang kuat,” tambah Mote.
Sementara itu, Ketua Yayasan STIE Pelita Harapan Nabire, Deki Degei, S.E., M.M., menggarisbawahi bahwa hubungan antar-dosen bukan sekadar hubungan kerja, tetapi juga relasi pembinaan nilai dan etika profesi.
“Dosen senior harus menjadi panutan. Mereka membentuk karakter dan profesionalisme dosen-dosen muda—itu fondasi yang menentukan masa depan institusi,” tegas Degei.
Kampus STIE Pelita Harapan sendiri merupakan institusi swasta yang sedang tumbuh di jantung Papua Tengah. Di tengah keterbatasan, kampus ini tetap berikhtiar untuk menjadi rumah ilmu yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pertemuan lintas generasi seperti ini, menjadi pengingat bahwa kemajuan pendidikan bukan hasil dari kerja individu, tetapi buah dari kolaborasi dan saling asah antar insan akademik.
Komentar