Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com; Gerakan Tanam Padi yang di lakukan oleh Pj. Gubernur Papua Barat Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP pada Kamis, [08/02] bersama Wakil Bupati Fakfak Yohana Dina Hindom, dan Forkopimda Kabupaten Fakfak yang bertempat di Distrik Bomberay SP V Jalur II Kampung Pinang Agung.
Kegiatan penanaman padi oleh Kepela Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Fakfak dalam penyampaiannya saat menyampaikan sambutan di hadapan Gubernur Ali Baham, yang mana dikatakan bahwa kegiatan penanaman padi yang dilaksanakan saat ini merupakan tindak lanjut kesepakatan antara Panglima TNI dengan Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Ungkap Soleh.
Selain itu kegiatan ini juga merupakan musim tanam pertama di tahun 2024 yang akan dicanangkan langsung oleh Gubernur Papua Barat. Ujar Soleh pula. Lanjutnya lagi untuk luasan sementara, baru 1 hektar dan direncanakan di tahun 2024 adalah seluas 30 hektar yang meliputi wilayah SP V dan SP I di Distrik Bomberay. Tegas Soleh
Soleh juga menuturkan beberapa kendala yang di hadapi petani di wilayah Bomberay adalah meliputi pembangunan bendungan di SP IV yang selama 3 tahun terakhir ini belum ditindak lanjuti melalui Kementrian PUPR yaitu pembangunan saluran primer dan sekunder. Pada hal bendungan tersebut dialokasikan untuk melayani 520 hektar sawah yang sudah di buka oleh Kodam XVIII/Kasuari. Ujarnya.
Pada hal dirinya sudah mengusulkan kepada Bappenas melalui Kementrian Investasi agar secepatnya menindaklanjuti pembangunan Bendungan ini, namun sampai saat ini belum ada realisasi melalui kementrian terkait. Pungkas Soleh.
Soleh pun menuturkan jika saat ini hadir pula Dekan Fakultas Peternakan IPB Bogor dan Ketua PSP3 IPB Bogor yang selama 2 tahun ini telah mendampingi Fakfak dalam pelaksanaan sekolah pertanian dan peternakan rakyat, yang meliputi wilayah Bomberay sampai ke Fior. Tegasnya
Tentunya ini sebagai wujud tindak-lanjut keberadaan Pupuk Kaltim dalam rangka memperkuat kapasitas petani di wilayah sasaran. Ujarnya,
Soleh pun menuturkan jika produksi padi saat ini tengah menurun namun harga beras terus meroket, pasalnya beras medium mulai menembus harga Rp. 13.800; jika dibandingkan dengan harga tahun lalu yang hanya berkisar di Rp. 11.600. Adapun kendala yang dihadapi petani adalah Pupuk Subsidi yang menurun dari quota sesungguhnya khusus untuk Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Fakfak. selain itu harga bibit dan obat-obatan yang terus-menerus beranjak naik. Oleh karenanya di harapkan ada perhatian dari pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemkab Fakfak. Pinta Soleh.
Di tempat yang sama Ketua Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor (PSP3 IPB) Prof. Muladno dalam keterangannya kepada awak media membenarkan adanya kerja sama dengan pemerintah kabupaten Fakfak selama 2 tahun terakhir guna mempersiapkan sumber daya manusia petani supaya bisa menanam lahannya sendiri sehingga Fakfak pun bisa menjadi gudang pangan karena telah mampu menghasilkan padi sendiri. Ujar Muladno.
Mengingat adanya investasi senilai Rp. 125 Triliyun tentunya harus bisa dinikmati pula oleh masyarakat Fakfak, sehingga kehadiran PSP3 IPB tentu untuk menyiapkan orang agar bisa menyediakan padi dan ternaknya sehingga pegawai-pegawai di PKT dapat membeli produk masyarakat ini. harap Prof. Muladno.
Muladno juga menuturkan jika padi yang ditanam oleh Pj. Gubernur Papua Barat Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP bersama Wakil Bupati Fakfak Yohana Dina Hindom, SE., MM serta Forkopimda adalah Varietas IPB3S yang mana telah diuji cobakan di 26 Provinsi dan hasilnya sudah terbukti lebih cepat dan lebih banyak. Ujarnya.
Selain itu Varietas IPB3S ini pun memiliki keunggulan yaitu dapat beradaptasi di berbagai lahan tanah. Mengingat tanah di wilayah Fakfak juga terbilang lebih bagus dari wilayah Kalimantan yang tentunya ini berpotensi menghasilkan produksi yang tinggi. Jelas Muladno. Hanya saja hambatannya menurut Profesor IPB ini adalah ancaman adanya sundep (hama), namun hal itu merupakan fenomena yang biasa, tinggal bagaimana kita mencegahnya saja. Ungkapnya.
Lebih lanjut Dekan Fakultas Peternakan IPB Bogor Dr. Ir Galih Permana menambahkan jika varietas IPB3S ini produksinya mencapai 7 Ton per hektar namun potensi produksinya bisa mencapai 11,2 Ton per hektar. Ini tentunya di dukung oleh zat hara yang cukup dan pupuk yang memadai. Tutup Dekan Fakultas IPB ini.
Komentar