Koalisi Masyarakat Anti Militerisme KOMAM-Paniai PERSS REALESE

Nabire,Kabarsulsel-lndonesia.com. Paniai, Papua Tengah, Papua darurat militer. Tepat hari selasa, 28 Oktober 2025, pukul 03.00 subu Wit rakyat sipil Distrik Ekadide Paniai dikagetkan dengan pendoropan Marinir Angkatan Laut (AL) yang beranggotakan ratusan dengan berseragan loreng dan bersenjata lengkap, lalu mengambil alih tempat secara sepihak di puskesmas, kantor Distrik, dan pemukiman warga,”Ujar Jhemzz Nawipa”.

Lanjut Jhemzz Selain itu 3 bulan sebelum, tepatnya bulan Agustus juga ditandai dengan pendoropan Pasukan Pasukan Rajawali/militer menduduki di dusun-dusun, bukit kutik, , rawa rawa hingga ruang publik selagius menyalahgunakan fasilitas publik seperti puskesmas, sekolah, gereja, pemukiman warga menjadikan tempat tinggal mereka.nyaris Hal ini hampir terjadi seluruh plosok negeri Paniai dan umumnya Papua.

Kondisi ini betul-betul meresekan warga sipil di Paniai. Seluruh aktivitas publik macet, sekolah yang tadinya aktif mengajar tidak berjalan, pelayanan puskesmas tidak berjalan akibat tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan ketakutan dan menghilang entah kemana., akibat masifnya pendoropan militer secara tidak manusiawi,” jelas Nawipa”

lanjut Tambah lagi, Seluruh tokoh-tokoh penting masyarakat yang kritis dan peduli terhadap kemanusian diteror dan diintimidasi terus menerus. Bahkan pegawai negeri Sipil (PNS) hinga perangkat pemerintah desa yang berpihak pada rakyat masi terus menghantui militer lewat peraktek-peraktek militeristik.

Dari kejadian diatas ini mengingatkan kita bawah, wajah institus aparatus negara (TNI/PORLI) di Paniai Papua justru memperpanjangkan penderitaan, memelihara kemiskinan dan pembodohan, melindungi aktor kejahatan juga memperluas akses untuk melayani pencuri masuk untuk menguras sumber kehidupan dan kekayaan alam, lalu manusianya dibunuh.

maka kami menyimpulkan bahwa selama pendoropan militer tidak niat baik dan bermartabat terhadap orang Paniai dan papua, yang ada hanya kejahatan kemanusian yang berkepanjangan,”Tegas Nawipa”.

Untuk Itu Kami Menuntut;

1. Pemerintah Indonesia Segera Menarik satuan Pasukan Marinir Angkat Laut (AL) Dari Distrik Ekadide Paniai

2. Segera Menarik Satuan Pasukan Rajawali dari Distrik Agadide Paniai

3. Kami Menolak Dengan Tengas atas pengiriman Militer organik Dan non Organik Di Ekadide, Agadie Paniai dan Tanah Papua

4. Kami menolak dengan tegas atas pembangunan pos-pos militer di Ekadide, agadide dan seluruh pelosok Paniai Papua

5. Mengutuk dan Mengencam keras terhadap militer indonesia atas serangkai teror, intimidasi ferbal dan non ferbal terhadap orang Paniai dan Papua

6. Kami Menolak dengan Tegas TNI/PORLI mengunakan fasilitas publik seperti, puskesmas, sekolah dan gereja.

7. Kami Mendesak kepada presiden perabowo subianto Perintakan Sjafrie Sjamsoeddin selalu Menteri Pertahanan (menhan) untuk menarik seluruh pasukan TNI-PORLI dari Paniai dan Papua

8. Negara Segera tarik TNI/PORLI dan stop mengirim TNI/PORLI di Paniai dan tanah Papua.

Jeri P. Degei/Nabire.Net

Komentar