Kisah Heroik M. Husni Thamrin Yang Diracik Kocak Khas Betawi

Artikel81 views

BETAWI, Kabarsulsel-indonesia.com – Tak terlalu penting, mungkin sebutannys Drama atau sandiwara Grup Seni Tradisional Betawi ” Kembang Batavia” yang mempersembahkan kisah “Terang Bulan Terang Di Kali” Minggu 30 Oktober 2022 pukul 19.30 di Teater Besar TIM (Taman Ismail Marzuki) Jakarta Pusat. Latar Belakan kisah heroik perjuangan Mohamad Husni Thamrin ini disutradari oleh Titur Denes dan penata tari Dewi S. Handayani yang cukup memukau karena dilakoni oleh adik-adik remaja dengan aransemen musik life yang wah. Dakhsyat.

Opening Cerimoni dibuka oleh Walikota Jakarta Pusat Dhani Sukma S.Sos., M. Ap., serta Sekretaris, Kota Jakarta Pusat, Iqbal Akbaruddin. M.Sos., MEI, ini patut dibanggakan karena bisa dikata satu diantara seni tradisional yang khas daerah bisa bertahan sampai hari ini, dimana kebanyakan grup teater modern sudah pada tewas hingga tak lagi punya tempat di hati penonton.

Ciri khasnya yang kocak dan selengekan hampir mewarnai semua adegan, termasuk yang rada serius dilakonin oleh sejumlah tokoh pergerakan ketika itu yang bersetting semasa Hindia Belanda di Batavia.

Bang Yos (Sutiyoso) tak cuma kocak penampilannya, tapi sungguh memikat dengan gaya selengekan yang tak kalah kocak dari pemain profesional yang lain yang ikut mentas di atas panggung.

Aransemen musik dan lagu lawas yang cukup kuat ikut mewarnai suasana pementasan ini pun, terasa semakin menggenapkan suasana di masa lampau yang direka ulang oleh sang sutradara, meski ritme dari pementasannya terkesan lamban, tapi toh penonton tak ada yang bergeming hingga pementasan usai yang nyaris 3 jam durasinya ini.

Mulai dari lagu Koes Plus yang lumayan dominan ikut mewarnai pementasan ini. Tentu saja tidak ketinggalan lagu Betawi dan lagu lawas lain yang mempertegas suasana masa silam itu di petas.

Meski akhir cerita Muhamad Husni Thamrin di cokok Belanda, kritik sosial yang terselip pada hampir seluruh babak — kecuali tari — membuat tepuk penonton riuh berikut tawa yang berderai, karena selengekan serta kritik sosial terhadap ragam masalah hari ini di Indonesia ikut mencuat, seperti Polisi yang lagi demen main tembak, sampai ijazah palsu Husni Thanrin juga ikut dicurigai keaslian oleh sang Gubernur Jendral Belanda yang juga suka menebar intrik.

Tjokro yang diperankan Bang Yos pun sempat mengkritik banjir di Jakarta yang masih terus berulang dari satu gubernur ke gubernur yang lain, tak kunjung selesai, katanya.

Namun yang tak kalah penting, kata Panitia berteriak lewat pengeras suara adalah janji untuk pementasan berikutnya pada bulan Desember tahun 2022 yang akan menampilkan kisah Nyi. Ageng Serang. Agaknya, komplit dah, kecemburuan grup teater modern yang nyaris tak lagi menghentak panggung seni di Taman Ismail Marzuki, setidaknya sejak gedung-gedung barunya selesai dibangun.

Boleh jadi karena bangunan baru di Taman Ismail Marzuki ini pula yang membuat suasana akrab dan familiar dari kaum seniman di Jakarta terkesan jadi anbyar dan terasing dari habitat lamanya dulu. Karenanya, kehadiran seni tradisional Betawi sangat diharap dapat menjadi motivator dari kebangkitannya beragam bentuk kesenian yang ada di Ibu Kita Negeri ini.

Taman Ismail Marzuki, 30 Oktober 2022

Komentar