Saumlaki, Kabarsulsel–Indonesia.com; Bertempat di Ruang Humas Polres Kepulauan Tanimbar, Ketua PWI Kabupaten Kepulauan Tanimbar Djefri Ranglalin memimpin langsung mediasi dan diskusi terkait simpang siur pemberitaan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), melibatkan beberapa wartawan dan Kasi Humas Polres Kepulauan Tanimbar Iptu O. Batlayeri Kamis, ( 28/12) siang.
Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kabupaten Kepulauan Tanimbar Djefri Ranglalin dalam pencerahan awalnya membenarkan adanya mis komunikasi antar sesama jurnalis sehingga Ketua PWI itu merasa kurang etis bila persoalan pemberitaan KDRT dimentahkan kembali.
“ Tidak ada guna saling tuduh menuduh, duga menduga, saya berharap kedepannya jurnalis lebih profesional, jangan terulang lagi dan bila ada klarifikasi, mohon semua media dihadirkan. Selain itu berbagai persoalan terkai klarifikasi harus dilakukan secara terpusat melalui humas Polres” Ungkapnya.
Organisasi besar yang punya Divisi Perlindungan Wartawan PWI di Provinsi Maluku dan Kepulauan Tanimbar lanjut dia, selalu menjadi ruang diskusi dan mediasi terbaik dalam mengatasi dan menemukan solusi berbagai persoalan yang timbul antar sesama jurnalis maupun persoalan jurnalis dengan pihak-pihak tertentu.
Sementara itu di tempat yang sama, Humas Polres Kepulauan Tanimbar yang sempat diduga abaikan laporan KDRT, sempat dijelaskan secara detail oleh Iptu O. Batlayeri, sehingga disimpulkan ini hanya mis komunikasi dan hal ini diakui oleh sejumlah awak media yang hadir antara lain, SB, HY, JK dan DR.
“ Kami di Humas Polres pada prinsipnya selalu terbuka kepada siapa saja yang membutuhkan kami, tidak ada sedikit pun maksud membuka mata kepada satu pihak dan menutup mata ke pihak tertentu. Itu sama sekali tidak ada.” Tandas Iptu O. Batlayeri.
HY adalah sosok jurnalis Tanimbar pada sebuah media online sempat ungkap kekesalannya dan merasa tersinggung dengan pemberitaan KDRT tersebut turut mengakui adanya mis komunikasi. Namun setelah HY mendapat penjelasan sempurna dari Ketua PWI dan Kasi Humas, akhirnya diakui bahwa pihaknya hanya ungkapan emosional sesaat dan tidak berlebihan semua pihak yang sudah lama saling kenal, saling memaafkan.
“ Ada untung apa katong mau sudutkan sesama rekan jurnalis dan katong punya perangkat Negara yang bantu Negara ini dalam berbagai hal, kami tetap profesional, publis yang positif dan juga yang negatif.” Imbuh HY.
SB dan JK adalah jurnalis pada media online dan cetak secara bersamaan sempat mendapat tuduhan dan dugaan beruntun yang dialamat ke medianya, sempat menuturkan kekesalannya, namun diujung jalannya mediasi dan diskusi akhirnya mencairkan suasana setelah memahami arti sebuah upaya untuk saling menyadari kekeliruan dan saling maaf memaafkan.
“ Mau menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru sebaiknya tetap berpikir jernih, maknai perayaannya sepenuh hati dan sesuai arahan pimpinan saya agar kita baik-baik saja.” Tutupnya mengakhiri.
Komentar