Jakarta, Kabarsulsel-Indonesia.com | Airlangga Hartarto secara mendadak mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Surat pengunduran diri tersebut dilaporkan telah ditandatangani pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024.
Langkah mengejutkan ini memicu spekulasi di kalangan pengurus partai dan pengamat politik mengenai masa depan Golkar.
Seorang pengurus teras Golkar mengonfirmasi, “Airlangga mundur.” Partai Golkar kini sedang mempersiapkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Agustus 2024 untuk memilih pemimpin baru.
Hingga Munaslub digelar, Agus Gumiwang akan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Golkar.
Dalam diskusi internal partai, nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mencuat sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Airlangga. Namun, ketidakpastian masih melingkupi proses suksesi ini.
Dua elit Golkar lainnya juga mengonfirmasi kabar pengunduran diri ini, namun Ketua DPP Golkar Dave Laksono memilih bungkam ketika dimintai komentar. “Tunggu yah,” ujarnya singkat.
Pengunduran diri Airlangga terjadi di tengah ketegangan yang telah membara dalam kepemimpinan Golkar sejak pertengahan 2023.
Ridwan Hisjam, anggota Dewan Pakar Golkar, sudah lama mendesak Airlangga mundur, menyoroti kegagalan partai dalam Pilpres 2024.
Kader Golkar lainnya, termasuk Sirajuddin Abdul Wahab dari Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), juga mendukung pelaksanaan Munaslub.
Tantangan kepemimpinan Airlangga diperburuk oleh penyelidikan Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah yang menyeret namanya.
Selain itu, rumor mengenai upaya Presiden Jokowi untuk mempengaruhi kepemimpinan Golkar juga sempat beredar.
Majalah Tempo edisi Maret 2024 bahkan menyoroti dugaan keterlibatan Jokowi dalam tajuk “Tangan Jokowi di Partai Golkar,” meskipun isu tersebut mereda setelah para sesepuh Golkar turun tangan.
Kini, Bahlil Lahadalia, seorang loyalis Presiden Jokowi, menjadi salah satu kandidat terkuat untuk memimpin Golkar. Langkah ini bisa menjadi bagian dari upaya Jokowi memperkuat pengaruh politiknya menjelang Pilpres 2029, terutama setelah PSI, partai yang didukungnya melalui anaknya, belum menunjukkan performa yang memadai.
Keputusan Munaslub nanti akan sangat menentukan arah baru Golkar di tengah dinamika politik Indonesia yang semakin kompleks.
Komentar