Kepala Badan Koordinasi Modal (BKPM) RI Khawatir Terhadap Stabilitas Politik Terganggu Menjelang Pemilu 2024

Bali207 views

BADUNG, Kabarsulsel-indonesia.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merasa bingung dengan kinerja investasi dalam negeri ke depan. Pasalnya, saat ini potensi investasi di RI tinggi.

Namun, ia khawatir terhadap stabilitas politik di 2023. Ia was-was stabilitas politik tahun depan terganggu, Karna menjelang pemilu di 2024.

Olehnya itu saya tidak ingin hal tersebut berimbas pada kondisi ekonomi RI dan meruntuhkan potensi investasi yang sebenarnya sangat baik. “ujarnya

“Saya lagi bingung, melihat potensi investasi ekonomi tinggi tetapi di khawatir terhadap stabilitas 2023,” ungkap Bahlil di Badung, Bali, Minggu kemarin (13/11/2022).

Ia menuturkan bahwa kondisi ekonomi global tahun depan akan gelap. hal ini terjadi karena tingginya inflasi dan ancaman resesi di beberapa negara.

Memang, Bahlil optimistis Indonesia memiliki secercah harapan karena pertumbuhan ekonominya masih terjaga di level di atas 5 persen. Namun hal itu akan menjadi sia-sia jika stabilitas terganggu.

Jadi tentu akan menjadi soal besar kalau kita tidak mampu menjaga stabilitas. Dan di saat bersamaan ekonomi global dalam kondisi yang tidak baik-baik saja atau dalam bahasa saya gelap. Apakah kita mau ikut gelap sama dengan global atau terang, Dan pilihannya ada pada rakyat Indonesia, dan pemerintah Indonesia,” kata Bahlil.

Sebelumnya, pemerintah mengklaim investasi yang mengalir ke Indonesia tembus  Rp307,8 triliun pada kuartal III 2022 kemarin. Investasi itu berhasil menyerap 325.570 tenaga kerja.

Nilai investasi ini sangat tumbuh 42,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Bahlil mengatakan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal III 2022 terbesar dalam sejarah. “Terangnya.

Kementerian Investasi/BKPM mencatat Penanaman Modal Asing masuk Indonesia mencapai Rp168,9 triliun atau tumbuh 63,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sedangkan, secara bulanan hanya tumbuh 3,5 persen (mtm). “Tandasnya.

“Ini terbesar dalam sejarah. Jadi kita tumbuh 63 persen. Saya sejak masuk di Kementerian BKPM saya tanya pernah enggak tumbuh segini, rasanya nggak ditemukan tapi kita lagi cari,” ujarnya.

Menurutnya Bahlil bahwa pertumbuhan PMA memang sangat tinggi lebih dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilainya tercatat sebesar Rp138,9 triliun atau hanya tumbuh 22,5 persen (yoy) dan turun tipis 0,05 persen (mtm) di kuartal III-2022. Ini menandakan bahwa Indonesia masih menarik di mata investor asing. “Ujar Bahlil.

“Sekarang republik ini seperti cewek cantik yang lagi disukai sama investor asing untuk membangun investasi di Indonesia. Dan ini bisa terjadi juga karena ada stabilitas politik,” jelasnya. (Dilansir dari CNNIndonesia, 14/11/2022) Red.

 

Komentar