Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com; Rencana proyek pembangunan jalan tol yang merupakan proyek nasional serta ditargetkan sebagai akses alternatif menuju bandara Jacop Patipi (siboru) ternyata mulai menuai kontro-versi.
Pasalnya perencanaan strategis pembangunan jalan tol ini, belum dibicarakan secara bersama dengan masyarakat pemilik hak ulayat selalu pemilik sah tanah adat yang menjadi kawasan pembangunan proyek nasional tersebut.
Saat ditemui di depan kantor Bupati Fakfak [Selasa, 14/02/2023]. Perwakilan masyarakat adat pemilik ulayat Keluarga besar Wuhni yang bermaksud hendak menemui Bupati Fakfak Untung Tamsil, S.Sos, M.Si guna menyerahkan pernyataan sikap keluarga besar Wuhni menyikapi rencana pembangunan Jalan tol menuju Bandara Jacop Patipi (siboru).
Namun Bupati Fakfak Untung Tamsil, S.Sos, M.Si belum berhasil ditemui karena tengah menjemput salah satu Anggota DPR RI yang melakukan kunjungan kerjanya di Fakfak.
Dalam kesempatan tersebut Kabarsulsel-Indonesia.com berhasil mendapatkan isi pernyataan yang hendak disampaikan kepada Bupati. Berikut isi pernyataan tersebut :
“PERNYATAAN SIKAP KELUARGA BESAR WUHNI”
Berhubung dengan pembangunan jalan raya tol bandara siboru-Fakfak yang direncanakan oleh pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak yang akan melewati wilayah adat dan halaman HOMOUR Tuturop.
Maka kami keluarga besar Wuhni (Tuturop, Tanggahma, Us, Uswanas, dan Us Pantai) tidak menyetujui dan tolak rencana pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang ingin membangun jalan tol dari bandara Siboru-Fakfak dan akan melewati wilayah adat serta halaman HOMOUR dusun kami, yang sudah kami sepakati dalam musyawarah keluarga besar pada tanggal 09 Februari 2023 bertempat di Kantor Dewan Adat Mbaham Matta Kabupaten Fakfak.
- Adapun yang menjadi keinginan dan kesepakatan kami keluarga besar yang tertuang dalam pernyataan sikap kami adalah sebagai berikut :
Kami keluarga besar Wuhni (Tuturop, Tanggahma, Us, Uswanas, dan Us Pantai) tidak mengizinkan dan tidak merestui (TOLAK) rencana pembangunan jalan raya tol bandara Siboru-Fakfak yang akan melewati wilayah adat dan halaman HUMOUR kami. - Kami mempertanyakan pemerintah daerah kabupaten Fakfak atas izin siapa sehingga pemerintah sudah melaksanakan survey awal rencana pembangunan jalan tersebut yang sudah melewati wilayah adat homour tuturop dan dusun kami tanpa sepengetahuan keluarga besar Wuhni (Tuturop, Tanggahma, Us, Uswanas, dan Us Pantai)
Demikian pernyataan sikap keluarga besar Tuturop, Tanggahma, Us, Uswanas, dan Us Pantai yang kami sampaikan untuk diketahui pemerintah daerah kabupaten Fakfak.
Fakfak, 09 Februari 2023
ATAS NAMA
KELUARGA BESAR WUHNI
(TUTUROP, TANGGAHMA, US, USWANAS, DAN US PANTAI)
Salmon Tuturop (ttd)
Edowardus Tanggahma (ttd)
H. Abdullah USWANAS (ttd)
Fransiskus Us (ttd)
Mengetahui Ketua Dewan Adat Mbaham Matta Fakfak.
Domianus Tuturop (ttd)
Moses Tuturop salah satu perwakilan keluarga besar Wuhni saat diwawancarai menjelaskan bahwa niat keluarga besar untuk bertemu Bupati Fakfak dan menyerahkan pernyataan sikap ini sekaligus hendak menyampaikan maksud agar pemerintah dapat memfasilitasi pertemuan keluarga besar Wuhni guna mempercakapkan masalah ini. Ujar Moses.
Selain itu Edo Tanggahma yang merupakan keluarga besar Wuhni menambahkan bahwa tanggung jawab pemerintah adalah untuk melindungi dan memberdayakan masyarakat adat oleh karenanya maksud kedatangan kami hendak bertemu dengan Bupati adalah untuk memproteksi tempat-tempat pamali, dan gunung batu kami yang akan hancur akibat adanya pembangunan yang tidak melibatkan kami selaku pemilik tanah adat. Tutup Edo.
(Red)
Komentar