Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Warga Kabupaten Fakfak terus dihantui kelangkaan air bersih. Tiga sumber utama air bersih di Fakfak—Mata Air Kalimati, Air Besar, dan Sungai—tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama saat musim panas.
Buruknya pengelolaan dan lemahnya koordinasi antar-instansi membuat situasi semakin rumit, sementara warga harus bergantung pada solusi darurat yang jauh dari memadai.
Debit Air Turun, Pompa Rusak, Distribusi Lumpuh
Menurut Pjs. Kabid Teknis PD Tirta Pala Fakfak, Wilem Fuad, Mata Air Kalimati yang menjadi sumber utama suplai air bersih mengalami penurunan debit signifikan setiap musim panas. Bahkan, dalam dua minggu kemarau, aliran air ke bak induk sering terganggu.
Masalah semakin parah dengan kerusakan pompa air yang terjadi selama lebih dari enam bulan terakhir.
“Saat ini, kami hanya mengandalkan satu pompa air untuk mendistribusikan air ke bak-bak penampungan. Akibatnya, aliran ke rumah pelanggan sangat terbatas,” jelas Wilem saat ditemui di kantornya, Selasa (07/01).
Proyek Tak Terkelola, Anggaran Terbuang Sia-Sia
Mantan Plt. Dirut PD. Tirta Pala Fakfak, Usman Namudat, menyoroti lemahnya koordinasi antara Dinas PUPR2KP dan PD. Tirta Pala Fakfak
Ia mengungkapkan bahwa beberapa proyek pipanisasi dilakukan tanpa melibatkan PD. Tirta Pala sebagai pengelola utama air bersih.
“Salah satu contohnya adalah pengadaan pompa air tanpa koordinasi, yang akhirnya dibiarkan terbengkalai karena spesifikasinya tidak sesuai dengan pipa yang digunakan,” tegas Usman.
Selain itu, proyek pembangunan bak penampungan sering kali gagal dimanfaatkan karena penyambungan pipa baru dilakukan di tahun berikutnya.
“Bak yang sudah dibangun sering rusak sebelum sempat digunakan. Ini jelas pemborosan anggaran,” kritik Usman.
Proyek tangkapan air juga disorot karena tidak mempertimbangkan debit air di musim kemarau. Akibatnya, air tidak masuk ke pipa saat debit menurun, sehingga butuh waktu lama untuk mengalirkan air ke rumah warga.
Solusi Darurat, Warga Harus Berbagi Kran Umum
Sebagai langkah darurat, PD. Tirta Pala menyediakan tiga kran umum untuk warga di lokasi berikut:
- Kompleks Kantor di Jl. Jend. Sudirman.
- Kompleks STIE Wagom di Jl. Imam Bonjol.
- Polsek Kokas di Jl. Kokas.
Namun, solusi ini dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang terus meningkat. Warga berharap ada tindakan nyata, bukan hanya solusi sementara.
Evaluasi Total dan Reformasi Pengelolaan
Kelangkaan air bersih ini mencerminkan buruknya tata kelola dan perencanaan infrastruktur di Fakfak. Proyek-proyek yang tidak terkoordinasi dengan baik dan lemahnya pengawasan hanya mengakibatkan pemborosan anggaran.
Sudah saatnya pemerintah daerah, Dinas PUPR2KP, dan PD. Tirta Pala Fakfak duduk bersama untuk merancang solusi strategis jangka panjang.
Masyarakat Fakfak membutuhkan tindakan konkret yang bukan hanya mengatasi krisis saat ini, tetapi juga memastikan ketersediaan air bersih secara berkelanjutan.
Tanpa perubahan signifikan, kelangkaan air bersih akan terus menjadi mimpi buruk bagi warga Fakfak.
Komentar