Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Kinerja Kapolres Maluku Tenggara (Malra) kembali disorot. Ketua DPD KNPI Malra, Nurdin S. Ngilitubun, menilai Kapolres Malra gagal total dalam mengendalikan konflik antar-pemuda di kawasan Landmark yang terus berulang hingga menelan korban jiwa. Ia secara terbuka mendesak Kapolda Maluku segera mencopot Kapolres Malra karena dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai pengayom masyarakat.
“Kapolres Malra jangan hanya menunggu konflik pecah baru turun ke lapangan! Seharusnya ada langkah persuasif dan pencegahan sejak dini, bukan sekadar pemadam kebakaran yang datang setelah korban berjatuhan,” tegas Ngilitubun dengan nada geram.
Menurutnya, konflik di Landmark bukan peristiwa baru. Berulang kali bentrokan antar-pemuda terjadi di lokasi tersebut, tetapi Polres Malra selalu gagal melakukan pencegahan dini.
“Ini bukan masalah baru! Seharusnya kepolisian sudah punya strategi penanganan berbasis data konflik yang selama ini terjadi. Kalau dibiarkan begini terus, buat apa ada polisi?” kritiknya tajam.
DPD KNPI Malra juga menuntut kepolisian agar tidak bersikap lunak terhadap para pelaku kekerasan. Jika tidak ada ketegasan dalam penegakan hukum, maka bentrokan akan terus terjadi, dan korban jiwa akan terus berjatuhan.
“Kami tidak mau ada kesan bahwa negara tak berdaya! Jangan sampai masyarakat melihat aparat penegak hukum hanya sebagai simbol tanpa taring. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu!” seru Ngilitubun.
Selain itu, DPD KNPI Malra juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama para pemuda, untuk menahan diri dan menjaga keamanan serta ketertiban. Ia mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi falsafah ain ni ain sebagai solusi penyelesaian konflik secara kekeluargaan.
Namun, pertanyaan besarnya kini adalah: Apakah Kapolda Maluku akan bertindak tegas dan mencopot Kapolres Malra? Ataukah masyarakat harus terus menyaksikan aparat yang lamban dan tak mampu mengantisipasi tragedi demi tragedi? Publik menunggu, dan kinerja kepolisian akan terus dipantau!
Komentar