Kabinda Maluku Dialog Bersama Berbagai Elemen Masyarakat Guna Mitigasi Konflik

Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Sebuah langkah luar biasa diambil oleh Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Maluku yang secara langsung turun ke Kota Tual mendampingi Gubernur Maluku dalam rangka mengurai benang kusut konflik sosial yang kerap melanda wilayah Maluku Tenggara.

Tak sekadar kunjungan seremonial, Kabinda Maluku justru menginisiasi pertemuan lintas elemen masyarakat, melibatkan tokoh adat, tokoh agama, hingga tokoh pemuda, guna mendengar langsung aspirasi dan kegelisahan warga terkait kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Malra.

Dalam forum yang berlangsung penuh kehangatan dan keterbukaan tersebut, hadir para narasumber penting seperti Sekretaris GAMKI Malra, perwakilan pemuda Ohoijang, dan Kabinda Maluku sendiri.

Ketiganya memberikan pandangan tajam serta solusi strategis dalam menciptakan kedamaian yang berkelanjutan.

Sejumlah tokoh kunci turut hadir, antara lain Orangkay Langgur sebagai tokoh adat, Pastor Paroki Ohoijang sebagai tokoh agama, Ketua AMGPM, Sekretaris GAMKI, Ketua Pemuda Katolik, serta perwakilan pemuda dari Ohoijang, Karatagepe, dan Ohoibun Bawah. Bahkan Ketua Pemuda dari lingkup Pemda Malra juga tampak serius mengikuti jalannya diskusi.

Kabinda Maluku menegaskan bahwa seluruh hasil pertemuan ini—termasuk rekomendasi yang disepakati bersama—akan segera disampaikan kepada Gubernur dan Kapolda Maluku.

Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen nyata negara dalam menghadirkan rasa aman dan merajut kembali tenun sosial masyarakat Malra yang sempat koyak akibat konflik berkepanjangan.

“Ini bukan sekadar forum dialog. Ini adalah panggilan nurani dan aksi nyata. Kami tidak ingin menunggu konflik pecah baru bertindak. Kami hadir untuk mencegah, mendengar, dan mencari solusi bersama,” tegas Kabinda Maluku dalam pernyataannya yang disambut haru dan tepuk tangan hadirin.

Langkah Kabinda Maluku ini menuai pujian dari banyak pihak, mengingat jarang sekali pejabat intelijen turun langsung ke lapangan untuk berdialog terbuka dengan masyarakat.

Sebuah sinyal kuat bahwa negara hadir, mendengar, dan bertindak di tanah Maluku Tenggara yang tercinta.

Writter : Elang Key | Editor : Red

Komentar