Inovasi Produk Turunan: Pelatihan Pembuatan Sampo dan Minyak Rambut Pala Tomandin untuk Peningkatan Ekonomi Lokal Fakfak

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, bekerja sama dengan Yayasan Mooi Papua, melaksanakan pelatihan pembuatan sampo dan minyak rambut berbahan dasar pala Tomandin.

Pelatihan ini diadakan selama dua hari, dari 31 Oktober hingga 1 November 2024, bertempat di ruang rapat Tomandin Dinas Perkebunan Fakfak. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari anggota koperasi, komunitas, serta kelompok binaan.

Menurut Abdul Jalil Karoro, S.P., M.M., Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yang juga penanggung jawab pelatihan, diversifikasi produk seperti sampo dan minyak rambut berbahan pala Tomandin diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan Fakfak ini.

“Pelatihan ini penting untuk memperluas jenis produk turunan pala yang bisa bersaing di pasar lokal maupun nasional,” ujarnya.

Pelatihan ini menghadirkan instruktur ahli di bidang kimia dan kecantikan natural, Sarah Mirati Mumina, yang memberikan pengetahuan dan praktik langsung tentang proses pembuatan kedua produk kecantikan tersebut.

Sarah menjelaskan bagaimana lemak alami pala Tomandin memiliki potensi untuk memberikan nutrisi bagi rambut dan kulit kepala, menjadikannya bahan dasar ideal untuk sampo dan minyak rambut alami.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan, Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T., dalam sambutannya menyatakan bahwa selain upaya peningkatan produktivitas dan luas lahan pala di Fakfak, Dinas Perkebunan juga fokus pada hilirisasi produk turunan.

“Kami berupaya agar pala Tomandin tidak hanya dikenal sebagai rempah penguat aroma dan rasa makanan, tetapi juga sebagai bahan produk kecantikan bernilai tinggi. Hilirisasi ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Dalam pelatihan tersebut, Widhi juga menekankan pentingnya pengembangan produk turunan pala sebagai model yang dapat dikembangkan oleh UMKM serta organisasi lain yang memiliki perhatian terhadap pengolahan produk lokal.

Disamping itu, Widhi berharap hilirisasi produk turunan pala dapat dijadikan role model dan terus dikembangkan oleh kelompok UMKM, Organisasi lain, OPD yang mempunyai topoksi dan konsen terhadap hilirasi pala.

Tidak hanya itu saja, Ia juga berharap produk seperti shampo dan minyak rambut pala ini akan semakin memperkaya variasi produk berbasis pala di Fakfak, serta mendorong UMKM untuk berinovasi lebih jauh dalam industri kecantikan.

Diharapkan, setelah pelatihan ini, peserta dapat segera memproduksi sampo dan minyak rambut pala Tomandin, yang tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh keluarga, tetapi juga dijual dan dipromosikan di lingkungan sekitar sebagai upaya peningkatan pendapatan kelompok usaha.

Dengan demikian, pelatihan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam memperkuat ekonomi lokal melalui inovasi berbasis sumber daya alam khas Fakfak.

Komentar