Ambon,Kabarsulsel-lndonesia.com. Program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Ambon dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ambon menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) bagi widyaiswara, pengawas, kepala madrasah, dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Maluku.
Pelatihan ini berlangsung pada 8–12 September 2025, setelah para fasilitator mengikuti pembekalan pada 2–4 September 2025. Tujuannya adalah untuk memperkuat kapasitas fasilitator dalam literasi dasar, asesmen, dan kepemimpinan pembelajaran. Nantinya, para fasilitator akan mendampingi guru MI di komunitws belajar untuk menerapkan strategi pembelajaran literasi dasar yang lebih menyenangkan, inklusif, dan sesuai dengan kebutuhan murid.
Kegiatan ini melibatkan Widyaiswara BDK Ambon, pengawas dan kepala Madrasah dari Ambon dan Maluku Tengah, perwakilan BPMP Provinsi Maluku, dan Dosen UIN A.M. Sangadji Ambon. Peserta juga berkesempatan praktik asesmen literasi di madrasah, micro teaching, hingga simulasi fasilitasi komunitas belajar. Kegiatan ini diikuti 14 guru MI dari Kota Ambon, 3 guru MI dari Kab Maluku Tenggara, dan 3 guru MI dari Seram Bagian Barat. Peserta meliputi: 14 Kepala MI dari Kota Ambon, 1 pengawas MI dari Kota Ambon, 16 Widyaiswara dari BDK Ambon, dan 2 staf Pendis Kemenag Kota Ambon. Fasilitator meliputi: 1 fasilitator dari BPMP, 2 dosen UIN A.M. Sagadji, 3 fasilitator Maluku Tengah, dan 2 pengawas MI dari Kota Ambon.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Dr. Fesal Musaad, M.Pd, yang hadir langsung pada Jumat, 12 September 2025, menyampaikan apresiasinya. “Saya mengapresiasi kerja sama yang dibangun oleh BDK Ambon dan INOVASI. Ke depan, model TOT dengan pendekatan langsung praktik di kelas seperti ini bisa menjadi contoh untuk meningkatkan kualitas guru madrasah di Maluku,” jelasnya.
Provincial Manager INOVASI Provinsi Maluku, Mus Mualim, menekankan pentingnya pelatihan ini untuk memastikan praktik pembelajaran kontekstual di madrasah. Apalagi kegiatan training ini dilakukan dengan pendekatan yang berbeda, dimana diawal kegiatan peserta diminta untuk melakukan telaah rapor pendidikan di wilayahnya masing-masing. Selanjutnya, peserta diberikan materi pelatihan dan praktik melalui micro teaching dalam training yang kemudian dipraktikkan langsung di kelas dimana seluruh peserta harus melakukan praktik sebagai guru dengan menajar di kelas yang sesungguhnya.
“Kegiatan strategi pelatihan melalui praktik langsung di kelas menurut kami sangat penting agar secara kontekstual peserta pelatihan dapat mengaplikasikan materi yang sudah didapatkan dalam praktik langsung di kelas. Dengan begitu, seluruh peserta dapat melakukan refleksi hal-hal apa saja yang sudah berhasil dan perlu diperbaiki. Sehingga saat mereka kembali ke madrasah, mereka sudah langsung mempraktikkan di kelas,” terang Mus Mualim.
Sementara itu, Drs. Abdullah Patty, M.Sc., Kepala BDK Kemenag Ambon, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keberlanjutan hasil TOT melalui pendampingan berkelanjutan bagi guru MI.
Salah satu peserta, Yuli, S.Pd., guru MIT Assalam Ambon, mengungkapkan manfaat besar yang ia rasakan. “Saya sangat bersyukur terlibat dalam kegiatan ini. Ini mengubah cara pandang saya dalam mengajar. Ilmu yang sudah saya dapatkan akan segera saya implementasikan di kelas,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kualitas pembelajaran literasi dasar di madrasah semakin meningkat, yang pada akhirnya akan mendukung mutu hasil belajar siswa di Maluku.
Sebagaimana diketahui INOVASI adalah program kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan kebijakan dan praktik pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan mendukung pembelajaran dan penguasaan keterampilan dasar bagi seluruh siswa di tingkat dasar. INOVASI hadir sejak Fase I (2016-2020), Fase II (2020-2023), dan kini memasuki Fase III (2024-2027). Wilayah kerjanya mencakup tujuh provinsi di Indonesia, termasuk Maluku. Program INOVASI memiliki lima fokus utama, yang juga menjadi Tujuan Jangka Pendek atau Intermediate Outcomes. Fokus itu meliputi: 1) Kurikulum dan Asesmen, 2) Praktik Pengajaran, 3) Kepemimpinan Pendidikan, 4) Kesetaraan Gender dan Inklusivitas, 5) Perubahan Iklim. Di Provinsi Maluku, INOVASI bekerja di 4 kabupaten/kota yakni: Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Ambon.
(M.N)
Komentar