Ambon,Kabarsulsel-Indonesia.com. Inflasi di Provinsi Maluku menunjukkan tren perlambatan pada April 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi bulanan Maluku tercatat sebesar 0,09 persen (month-to-month/mtm), jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 1,72 persen.
Penurunan ini ditopang oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mencatat andil deflasi sebesar 0,95 persen. Komoditas perikanan, terutama ikan pelagis seperti ikan layang, ikan selar, ikan tongkol, dan cakalang, menjadi penyumbang utama meredanya tekanan harga. Deflasi paling dalam terjadi di Kabupaten Maluku Tengah yang mencapai 1,67 persen (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Mohammad Latif lewat rilisnya kepada wartawan di Ambon, Jumat (2/5/2025) mengatakan bahwa,
Penurunan harga ikan ini utamanya terjadi karena meningkatnya pasokan di wilayah perikanan utama seperti Maluku Tengah.
Kota Ambon dan Kota Tual justru mengalami inflasi sebesar 1 persen dan 1,31 persen (mtm). Kenaikan harga di dua wilayah ini tertahan oleh inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, yang menyumbang 1,02 persen terhadap inflasi.
Menurut Latif, embalinya tarif listrik pascabayar ke normal setelah berakhirnya program diskon tarif pada Maret lalu menjadi pemicu utama inflasi sektor ini.
Inflasi Tahunan Masih di Atas Nasional
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Maluku mencapai 3,34 persen, menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,54 persen. Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang hanya sebesar 1,17 persen.
Langkah Strategis TPID: GNPIP hingga Misi Dagang
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku terus mengupayakan stabilitas harga melalui berbagai langkah konkret. Salah satunya adalah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Dikatakan Latif, hingga akhir April, kami telah melaksanakan misi dagang dengan Pemprov Jawa Timur, mempercepat bongkar muat barang lewat kerja sama dengan PT. Pelindo, serta berkoordinasi dengan PT. PELNI untuk kelancaran distribusi bahan pangan.
TPID juga melakukan pengawasan ketat terhadap angkutan umum selama momen Idul Fitri 1–5 April 2025 dan memantau stok serta harga kebutuhan pokok secara rutin.
Dengan langkah-langkah tersebut, BI Maluku optimistis tekanan inflasi bisa terus diredam. “Sinergi antara lembaga menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga, terutama di wilayah kepulauan seperti Maluku, tutup Latif
(M.N)
Komentar