Ambon,Kabarsulsel-Indonesia.com. Inflasi Provinsi Maluku pada Juni 2025 tercatat masih berada dalam level yang terkendali meski mengalami kenaikan secara bulanan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi mencatat, inflasi Maluku pada bulan ini mencapai 0,97 persen (mtm), naik dibanding Mei 2025 yang sebesar 0,80 persen (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi tercatat 1,88 persen (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 2,24 persen.
Secara tahunan inflasi Maluku masih dalam rentang sasaran dan relatif stabil, jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Mohamad Latif, dalam rilis tertulis kepada redaksi media ini di Ambon, Rabu (2/7/2025).
Menurut Latif, Kenaikan harga terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil inflasi bulanan mencapai 1,05 persen. Komoditas perikanan menjadi penyumbang utama, terutama ikan tongkol yang harganya melambung akibat terganggunya aktivitas nelayan oleh angin musim timur yang meningkatkan tinggi gelombang di Laut Banda dan Laut Arafura.
Selain itu, beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah, tomat, dan aneka cabai juga mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan belum masuknya masa panen, sehingga berdampak pada ketersediaan pasokan di pasar, terang Latif
Secara spasial, inflasi terjadi di seluruh daerah pembentuk IHK Maluku: Kabupaten Maluku Tengah (1,89%), Kota Tual (1,41%), dan Kota Ambon (0,36%).
Namun demikian, inflasi tertahan oleh penurunan harga pada kelompok transportasi, utamanya pada angkutan laut. Penurunan ini disebabkan oleh pemberlakuan diskon tarif sebesar 50 persen selama libur sekolah. Selain itu, kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi turut berkontribusi menahan laju inflasi, jelas Latif.
Menghadapi tantangan harga ke depan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku terus mengintensifkan langkah stabilisasi melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Beberapa langkah konkret yang telah dijalankan antara lain:
-Pemantauan stok dan harga barang pokok secara rutin, terutama menjelang Idul Adha.
-Gerakan Mandiri Pangan seperti sekolah menanam cabai.
-Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota Ambon dan Tual.
-High Level Meeting TPID Kota Tual untuk memperkuat kerjasama antar daerah.
-Kegiatan panen dan penanaman padi gogo di Maluku Tengah.
-Penyaluran bantuan benih dan sarana produksi pertanian.
-Pemantauan stok ikan di Unit Pengolahan Ikan di wilayah Maluku.
Latif, Langkah-langkah ini menjadi bagian penting dalam menjaga ketersediaan pasokan dan mengantisipasi gejolak harga pangan, tutup Latif.
(Memet)
Komentar