Ketapang, Kabarsulsel-Indonesia.com | Hujan yang mengguyur Kota Ketapang pada 23 Februari 2025 meninggalkan pemandangan memprihatinkan di depan Pendopo Bupati Ketapang, Kalimantan Barat. Wartawan Kabarsulsel-Indonesia.com (KSI) yang melintas di Jalan Agus Salim melihat genangan air menghambat aktivitas di sekitar kantor pemerintahan tersebut.
Kondisi ini memicu kekecewaan masyarakat yang mempertanyakan kualitas sistem drainase kota. “Baru hujan semalam saja sudah begini, bagaimana kalau dua atau tiga hari? Bisa-bisa kantor bupati tenggelam!” keluh seorang warga.
Warga menuding instansi terkait tidak serius dalam menangani masalah drainase. Ada dugaan bahwa saluran air yang tersedia tersumbat atau dirancang terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang tinggi. Seharusnya, kawasan perkotaan—terlebih halaman kantor bupati—menjadi prioritas dalam perencanaan infrastruktur kota.
“Kami curiga, ini bukan sekadar kesalahan teknis. Bisa jadi ada rencana pembangunan yang tidak matang atau bahkan kepentingan lain yang bermain,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi Bupati Ketapang periode 2025–2030. Masyarakat menilai kepemimpinan sebelumnya gagal dalam membangun infrastruktur yang layak. Mereka berharap kebijakan ke depan lebih terarah dan tidak dijalankan secara asal-asalan.
“Pembangunan kota jangan bersifat otodidak! Perencanaannya harus matang, pelaksananya harus berpengalaman. Kalau tidak, masyarakat akan kehilangan kepercayaan,” tegas seorang tokoh masyarakat.
Kini, sorotan tertuju pada pemerintahan baru: apakah mereka mampu menjawab keresahan warga dan membuktikan bahwa Ketapang bisa bebas dari genangan air setiap kali hujan turun?
Komentar