Tiakur, Maluku Barat Daya, Kabarsulsel-Indonesia.com | Herman Siamiloy dengan tegas mengecam para juru kampanye (jurkam) dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Hendrik Christian dan Hengky Pelata, yang mencatut nama mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Barat Daya, Alfons Siamiloy, dalam kampanye di Desa Tounwawan.
“Saya meminta dengan hormat agar para jurkam dari pasangan calon nomor urut 1 berhenti membawa nama Alfons Siamiloy dalam kampanye. Kami keluarga sangat keberatan atas tindakan ini, terutama setelah mendengar rekaman kampanye di Desa Tounwawan pada 27 September 2024,” tegas Siamiloy.
Dalam rekaman tersebut, jurkam seperti Dop Saleki, Semuel Letelai, Wesli Yokteri, Ismael Lakuteru, dan Oni Septory lebih banyak membicarakan Alfons Siamiloy, alih-alih menawarkan program kerja, visi, atau misi calon Bupati dan Wakil Bupati. Herman menilai kampanye tersebut hanya menonjolkan dendam pribadi dan tidak beretika.
“Kampanye harusnya fokus pada visi dan misi, bukan menyebarkan kebencian dan dendam pribadi. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Para jurkam tampil arogan dan tidak menunjukkan contoh yang baik di depan masyarakat Desa Tounwawan,” ujar Herman.
Ia juga meminta pasangan calon Hendrik Christian dan Hengky Pelata untuk memberikan pemahaman kepada tim kampanye mereka mengenai etika kampanye yang sesuai regulasi.
Sementara itu, seorang keluarga dekat Alfons Siamiloy yang enggan disebut namanya mengungkapkan kegeramannya terhadap gaya kampanye yang dianggap tidak bermoral dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
“Kami di Desa Tounwawan hidup dengan kebersamaan, meskipun dengan keterbatasan. Kami berharap kampanye bisa menjadi sarana edukasi politik, bukan tempat untuk menyebarkan kebencian. Jangan bawa isu dendam dan iri hati ke desa kami yang selalu menjunjung tinggi persaudaraan dan adat istiadat,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa masyarakat Desa Tounwawan hidup dalam nilai-nilai adat istiadat yang penuh etika dan kedamaian, atau yang biasa disebut Syoli Lieta, dan berharap kampanye yang dilaksanakan ke depannya bisa lebih bermartabat.
“Jangan datang dan menebar kebencian di desa yang penuh dengan nilai persaudaraan ini,” pungkasnya.
Komentar