Tiakur-Maluku Barat Daya, Kabarsulsel-Indonesia.com | Hendry Lekipera melayangkan kritik keras terhadap SPBU Sumber Mas Tiakur yang dianggap gagal total dalam memberikan pelayanan BBM kepada masyarakat Pulau Moa.
Satu-satunya SPBU di Tiakur ini dinilai tidak hanya buruk dalam manajemen, tetapi juga menjadi penyebab keresahan publik akibat kelangkaan BBM dan harga eceran yang melambung tinggi.
“SPBU Sumber Mas tidak becus melayani masyarakat. Mereka lebih sering mencari alasan daripada mencari solusi. Jika tidak sanggup mengelola, lebih baik tutup dan berikan kesempatan kepada perusahaan lain yang lebih kompeten,” tegas Lekipera, dengan nada marah.
Manajemen SPBU Disebut Gagal Total
Menurut Lekipera, manajemen SPBU terlihat lemah dan tidak memiliki perencanaan yang matang untuk menjaga pasokan BBM, terutama menjelang akhir tahun saat cuaca buruk sudah menjadi hal yang rutin.
“Setiap Desember selalu ada cuaca buruk di Maluku Barat Daya, tapi itu bukan alasan untuk menghentikan pelayanan. Perusahaan seharusnya punya rencana cadangan! Kalau cuaca buruk sudah dipakai sebagai alasan setiap tahun, berarti manajemen mereka memang buruk dan tidak profesional,” ujarnya.
Ia juga mengungkap bahwa pelayanan di SPBU sering kali tidak teratur dan bahkan terkesan seenaknya. SPBU hanya beroperasi dari pukul 10 pagi hingga 1 siang, meski antrean kendaraan masih mengular.
“Bayangkan, masyarakat sudah antre berjam-jam, tapi SPBU tutup begitu saja! Ini bukan hanya soal pelayanan yang buruk, tapi juga penghinaan terhadap masyarakat yang bergantung pada BBM untuk aktivitas sehari-hari,” lanjutnya.
Harga BBM Eceran Mencekik Warga
Ketidakmampuan SPBU memenuhi kebutuhan BBM telah memunculkan pasar eceran yang merugikan warga. Harga Pertamax di tingkat pengecer bahkan mencapai Rp 50.000 per botol air mineral besar.
“Ini adalah bukti ketidakmampuan SPBU Sumber Mas. Kelangkaan BBM menjadi ladang keuntungan bagi pengecer nakal, sementara masyarakat harus menanggung beban berat. Ini mencerminkan lemahnya tanggung jawab dan moralitas perusahaan,” tegas Lekipera.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya menjadi salah satu korban pelayanan buruk ini.
“Mobil saya mogok di tengah jalan karena tidak bisa mendapatkan BBM. Situasi ini sangat memalukan dan tidak bisa ditoleransi!” katanya.
Ultimatum untuk SPBU Sumber Mas
Lekipera mendesak SPBU Sumber Mas untuk segera memperbaiki pelayanan mereka sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru. Jika tidak, ia mengancam akan mendorong pemerintah untuk mencabut izin operasional SPBU tersebut.
“Jika mereka tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat, lebih baik bubar saja! Ada banyak perusahaan lain yang sanggup dan bersedia membangun SPBU di Tiakur. Jangan terus-terusan mengecewakan masyarakat dengan alasan-alasan klise,” ujar Lekipera dengan nada tegas.
Ia juga mengingatkan bahwa pelayanan publik seperti SPBU bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal tanggung jawab sosial.
“Warga Pulau Moa tidak akan tinggal diam. Kalau pelayanan buruk ini terus dibiarkan, maka kita akan menuntut perubahan secara tegas!” tutupnya.
Masyarakat Menunggu Tindakan Tegas
Kritik Hendry Lekipera menjadi suara yang mewakili keresahan banyak warga Tiakur. Masyarakat berharap SPBU Sumber Mas segera melakukan pembenahan, bukan hanya mencari alasan.
Pelayanan publik yang buruk tidak hanya mencoreng nama perusahaan, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang ada.
Komentar