Saumlaki, Kabarsulsel-Indonesia.com; Yayasan Sor Silai Tanimbar bersama pemerintah dan masyarakat desa Olilit di kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, melakukan penanaman ratusan anakan pohon di dua lokasi sumber air, yaitu di lokasi sumber air Buri Baras Olilit Barat dan lokasi Wer Sai Olilit Timur pada Rabu (22/3/2023).
Penanaman pohon ini dilakukan dalam memperingati hari air se-dunia (world water day) dengan mengusung tema : “Mempercepat perubahan untuk mengatasi krisis air dan sanitasi di desa Olilit Raya”.
Acara ini dihadiri oleh staf ahli Bupati Kepulauan Tanimbar bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan – Selpi E. Hukubun,
Komandan Kodim 1507/Saumlaki Letkol.Inf. Didiek Teguh Waluyo, Wakapolres Kepulauan Tanimbar Kompol Hendrik A. Rumsory, Camat Tanimbar Selatan, tokoh umat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan serta tokoh adat dan tokoh pemuda desa Olilit raya.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun menyatakan, jenis anakan pohon yang ditanam adalah: Mahoni, Trembesi, Asam Jawa, pohon Sukun dan pohon Cacao.
“Peringatan hari air se-dunia ini kita langsungkan sebagai upaya untuk melindungi sumber-sumber air dan sekaligus mengajak masyarakat maupun semua pemangku kepentingan untuk mengkampanyekan pentingnya air bersih dan upaya pengelolaan sumber air yang bersih bagi masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, sebagai upaya untuk membantu pemerintah desa dan masyarakat setempat dalam memastikan tetap tersedianya sumber air untuk generasi mendatang, karena pohon merupakan penyangga hidup dan menjamin tersedianya air dalam tanah.
Dikatakan, upaya penanaman pohon di sumber air ini telah digalakkan oleh Yayasan Sor Silai Tanimbar dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir di sejumlah desa dengan potensi sumber air yang mampu melayani kota Saumlaki (ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar-red) dan sejumlah desa di wilayah itu, serta desa yang mengalami krisis air bersih jika tiba musim kemarau.
Di kesempatan itu, Simon mengajak masyarakat untuk terus menanam pohon di sumber-sumber air, ikut memelihara dan merawat anakan pohon yang telah ditanam agar dipastikan tumbuh subur, serta tidak menebang pohon secara sembarangan di lokasi sumber air.
Kepala desa Olilit, Sebastian Melsasail menyatakan sumber air tua di desa Olilit ini telah melayani masyarakat sejak tahun 1959 dibawah kepemimpinan kepala desa Olilit, Marsianus Fanumby.
“Jika di musim kemarau, sejumlah sumber air di wilayah ini boleh kering, tetapi sumber air Olilit ini tidak kering dan mampu melayani semua orang yang datang dari berbagai tempat,” katanya.
Hanya saja, saat ini mereka membutuhkan penanaman pohon untuk melindungi sumber air dari ancaman kekeringan, karena sejumlah pohon di lokasi itu telah tumbang akibat termakan usia maupun saat diterpa angin kencang.
Selain itu, salah satu sumur tua di sebelah utara lokasi Buri Baras telah kering karena pengaruh tanaman pohon jati di seputaran lokasi sumber air.
“Karena itu, kami berencana untuk akan menebang pepohonan jati yang ada, dan akan menggantikan dengan tanaman pohon yang bisa menjaga kestabilan air di sumber air ini” katanya.
Ketua Dewan Pastoral Paroki Hati Kudus Yesus Olilit Barat Aldin Resy menyatakan, aksi penanaman pohon di sumber air ini sejalan dengan aksi puasa pembangunan yang sedang digalakan oleh umat Katolik selama masa puasa atau masa Pra Paskah yang mengusung tema: “Semakin mengasihi dan semakin peduli sesama dan alam ciptaan”.
“Kami bangga bahwa umat yang adalah masyarakat mampu mengimplementasikan secara nyata. Agenda hari sangat luar biasa dan kami mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini,” ujar Aldin.
Dia berharap, kegiatan ini tidak terbatas pada euforia semata tetapi masyarakat hendaknya memastikan agar anakan pohon yang ditanam akan tumbuh dan bermanfaat.
Respon Pemerintah Daerah
Penjabat bupati Kepulauan Tanimbar, Daniel E.Indey dalam sambutannya yang dibacakan oleh Selpi E.Hukubun, staf ahli bupati bidang hukum,politik dan pemerintahan menyatakan, air merupakan unsur paling penting bagi kehidupan manusia dan tidak tergantikan dengan apapun. Itulah sebabnya sehingga akses atas air bersih menjadi hak asasi bagi seluruh umat manusia.
Bupati mengakui kelangkaan air bersih masih dialami oleh masyarakat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan lainnya. Kondisi ini diperparah dengan kekeringan akibat kemarau panjang yang sering melanda seluruh daerah di Indonesia termasuk di wilayah itu.
“Untuk itu, pemerintah daerah menyambut dengan baik dan mengapresiasi kegiatan penanaman pohon dalam rangka hari air se-dunia yang dilaksanakan oleh Yayasan Sor Silai Tanimbar serta kerjasama dengan Pemerintah desa Olilit Raya,”katanya
Indey menyebutkan bahwa dalam rangka percepatan pembangunan secara menyeluruh, Pemkab Kepulauan Tanimbar telah melakukan reformasi percepatan pembangunan infrastruktur jaringan air bersih di semua tempat termasuk kota Saumlaki dan pusat kecamatan hingga ke pedesaan.
Pemerintah daerah menurutnya, tidak segan-segan mengeluarkan investasi yang cukup besar bagi penyediaan dan pembangunan sarana air bersih yang tersebar di seluruh pelosok daerah
“Untuk itu saya berharap agar seluruh masyarakat tetap menjaga dan memelihara setiap sarana serta sumber-sumber air bersih yang ada dengan baik. Hal ini penting mengingat hanya kita yang bisa menjaga agar tetap terawat dan tetap lestari dalam rangka menjawab ketersediaan air untuk masyarakat,” ujarnya.
Secara konkrit, Indey berpesan agar semua pihak melakukan perlindungan terhadap sumber air yang ada dengan tidak menebang secara liar pohon-pohon di sekitar sumber air karena dengan begitu akan berdampak pada rusaknya hutan dan sumber air yang ada.
Masyarakat juga diminta untuk menanam pohon di sekitar lokasi sumber air, menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah dampak negatif yang akan terjadi seperti pencemaran lingkungan serta menurunnya debit air ketika musim kemarau tiba.
Komentar