DOBO, KABARSULSEL-INDONESIA.COM | Penemuan 4 (empat) orang korban (dari total 7 korban) yang berasal dari Desa Wowonda, Kecamatan Tanimbar Selatan – Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang hanyut dan dinyatakan hilang kontak di sekitar perairan Pulau Dua, wilayah Kecamatan Wertamrian sejak tanggal 13 Maret 2024, dan ditemukan pada perairan Kepulauan Aru.
Informasi yang dihimpun media ini pada Sabtu, (30/3/2024), bahwa penemuan 4 dan dari 7 korban ini terjadi pada Jumat, tanggal 29 Maret 2024, sekitar pukul 18:20 WIT.
Penemuan 4 (empat) orang korban dari 7 (tujuh) orang yang berasal dari desa Wowonda, Kecamatan Tanimbar Selatan – Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang hanyut dengan long boat dan dinyatakan hilang kontak di sekitar perairan Pulau Dua, wilayah Kecamatan Wertamrian sejak tanggal 13 Maret 2024, ditemukan oleh KM. Lautan Berlian 3 pada wilayah Perairan Kepulauan Aru, Maluku.
Adapun identitas korban yang dinyatakan hilang, adalah Y.T alias Yeri (42), Y.S alias Anis (27), Y.O.T alias Fita (22) tahun, D.S alias Voni (13), C.S alias Tini (16), A.M alias Wisye (14) dan R.M alias Novi (13).
Saat ditemukan oleh KM. Lautan Berlian 3, hanya tersisa/terdapat 4 (empat) orang korban yang berada diatas perahu, yang mana dari keempat orang korban tersebut, 1 (satu) orang korban dinyatakan meninggal dunia, sementara 3 (tiga) orang korban lainnya masih dalam kondisi selamat.
Mereka yang selamat adalah C.S (Tini), Y.S (Anis) dan D.S (Foni). Sedangkan 1 korban yang meninggal dunia adalah R.M (Novi).
Berdasarkan kronologis kejadian hilangnya para korban tersebut terjadi pada hari Rabu, tanggal 13 Maret 2024, sekitar pukul 15:00.WIT, dimana para korban pergi Piknik ke Pantai Cinta Kasih Tumbur, Kecamatan Wertamrian dengan menggunakan long boat.
Sesampainya di Desa Tumbur, para korban mengajak beberapa warga Desa Tumbur untuk bersama-sama ikut ke lokasi Pantai Cinta Kasih, dalam rangka merayakan hari ulang tahun saudara Yohanes Salwei dan setelah piknik di Pantai Cinta Kasih mereka kembali ke Desa Tumbur.
Kemudian, sekitar pukul 21:30 WIT, para korban pamit kepada warga Desa Tumbur untuk kembali ke Desa Wowonda dengan menggunakan Long Boat, namun saat itu saksi M.T (ayah dari salah satu korban) sempat meminta melalui handphone agar para korban jangan dulu kembali ke Desa Wowonda karena sudah malam hari dan cuaca laut tidak bersahabat, akan tetapi korban J.T mengatakan mereka harus tetap pulang karena ada beberapa korban yang akan mengikuti ujian pada besok harinya.
Singkat cerita, para korbanpun langsung berangkat meninggalkan Pantai Desa Tumbur menuju ke Desa Wowonda dengan menggunakan Long Boat. Dalam perjalanan pulang, terjadi kerusakan pada pada mesin longboat sehingga mereka hanyut.
Karena diterpa cuaca buruk, maka pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2024, sekitar pukul 09:59 WIT, korban J.T mengirim pesan suara melalui WA ke salah satu warga Desa Wowonda untuk memberitahukan ke orang tuanya agar datang menjemput para korban di depan Pulau Dua, wilayah antara Desa Lorulun dan desa Atubul, Kecamatan Wertamrian, karena perahu mereka sudah hanyut akibat rusak pada mesin.
Hingga pukul 14:00 WIT, Pemerintah Desa Wowonda bersama masyarakat langsung melakukan pencarian di sekitaran perairan pulau dua dengan menggunakan 4 (empat) Long Boat dan juga melibatkan warga desa Tumbur yang menggunakan 2 (dua) perahu ketinting, namun saat dilakukan pencarian, terjadi cuaca ekstrim berupa angin kencang dan gelombang tinggi, sehingga pencarian yang dilakukan hingga pukul 18:30 WIT tersebut tidak membuahkan hasil.
Setelah itu, berdasarkan hasil konfirmasi dengan korban Y.S diketahui posisi ketinting mereka berada di perairan di depan Pulau Dua, Kecamatan Wertamrian dan ketinting tersebut mengalami kerusakan pada as mesin yang patah, sehingga perahu terbawa arus dan angin dari Pantai Tumbur hingga ke Perairan Pulau Dua.
Kemudian, pada hari Jumat, (15/3/2024), pukul 03:00 WIT, tindakan pencarian kembali dilakukan oleh warga, namun perahu yang digunakan tidak dapat mencapai lokasi dikarenakan cuaca buruk. Pada saat itu salah satu korban a.n Y.T sempat berkomunikasi melalui Whatsapp dengan keluarga dan menyampaikan salah seorang korban a.n J.T telah meninggal dunia diatas perahu. Namun, setelah itu komunikasi dengan para korban hanyut seketika itu hilang sehingga tidak ada lagi komunikasi lebih lanjut.
Putusnya, komunikasi melalui saluran telepon antara para korban dengan keluarga, menyebabkan tim SAR Gabungan terus melaksanakan pencarian, tetapi sampai dengan 7 (tujuh) hari pertama pencarian, para korban belum juga ditemukan, sampai akhirnya pada hari Jumat, (29/3/2024), sekitar pukul 18:20 WIT, diperoleh informasi bawah 4 (empat) orang korban telah ditemukan oleh KM. Lautan Berlian 3 pada wilayah Perairan Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.
Dari informasi penemuan tersebut, pada Jumat malam sekitar pukul 22:40 WIT, telah berangkat Kapal Patroli KPLP 364 Kabupaten Kepulauan Aru, dalam rangka evakuasi 4 (empat) orang korban yang ditemukan oleh KM. Lautan Berlian 3 pada wilayah Perairan Kepulauan Aru.
Tim evakuasi yang diterjunkan terdiri dari 3 personil Basarnas, 4 personil Tenaga Kesehatan, 1 personil Syahbandar, 1 personil Distrik Navigasi, 1 personil Polairud Polda Maluku dan 10 personil Pangkalan KPLP Kelas II Tual.
Komentar