Geram dan Tuntut Keadilan, Ketum PWO DWIPA Kecam Majikan Keji Penyiksa ART: “Memaksa Minum Septiktank Adalah Kejahatan Biadab”

Batam, Daerah, NEWS43 views

Batam, Kabarsulsel-Indonesia.com |  Kekejian yang dialami Intan (20), asisten rumah tangga asal Indonesia Timur, menyeret publik Batam ke dalam kemarahan kolektif.

Tak hanya dianiaya secara fisik dan psikis, Intan dipaksa meminum air septiktank dan menyantap kotoran anjing oleh majikannya sendiri di kawasan elite Sukajadi, Batam. Tindak kekerasan yang terjadi selama setahun itu membongkar wajah kelam kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini tersembunyi rapat di balik tembok rumah mewah.

Intan, yang bekerja tanpa menerima gaji sepeser pun, menjadi korban perbudakan modern. Majikannya—perempuan berinisial R—menganiaya Intan karena alasan sepele: anjing peliharaannya terluka.

Namun perlakuan terhadap Intan jauh dari batas nalar manusia. Ia tidak hanya dipukuli, tetapi juga direndahkan dengan hinaan binatang dan tekanan psikologis berlapis.

Tragisnya, sang adik kandung yang juga bekerja di rumah itu, dipaksa turut menyiksa Intan. Tak tahan dengan tekanan mental dan ancaman fisik, ia menyerah—dan ikut jadi alat kekerasan yang sama-sama terluka.

Polisi Tetapkan Tersangka

Polresta Barelang bergerak cepat. Dua orang ditetapkan sebagai tersangka: sang majikan R, dan ART lain berinisial M yang menganiaya di bawah paksaan. Keduanya dijerat Pasal 44 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Namun bagi sebagian publik, proses hukum ini belum cukup. Mereka meminta kepolisian tak hanya berhenti di dua nama. Banyak yang mendesak penyelidikan menyeluruh terhadap potensi jaringan perekrutan ART yang rawan eksploitasi.

Feri Rusdiono: Ini Bukan Kasus Biasa

Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Online Dwipantara (PWO DWIPA), Feri Rusdiono, angkat bicara dengan nada tinggi. Ia menyebut kasus ini sebagai penghinaan terhadap martabat manusia dan mendesak agar pelaku dihukum maksimal.

“Ini bukan kekerasan biasa. Ini kejahatan kemanusiaan. Memaksa seorang perempuan muda minum air septiktank dan makan kotoran anjing? Ini barbar, tak bisa dimaafkan,” tegas Feri kepada media, Selasa (24/6).

Ia juga meminta perhatian serius dari pemerintah daerah dan nasional terhadap fenomena kekerasan terhadap pekerja domestik yang kerap luput dari pengawasan.

Kondisi Korban: Luluh Secara Fisik dan Mental

Intan kini dirawat intensif di RS Elisabeth Batam. Tim dokter menyatakan kondisinya stabil, namun ia mengalami trauma berat dan harus menjalani transfusi darah akibat kekurangan gizi dan anemia. Luka-luka di tubuhnya adalah bukti panjang penderitaan yang tak pernah dilaporkan.

Kasus ini membuka tabir gelap eksploitasi terhadap perempuan muda di sektor domestik. Ia bukan hanya cerita tentang majikan keji, tetapi juga tentang sistem yang gagal melindungi mereka yang bekerja di balik dapur rumah-rumah elite.

Kasus Intan adalah alarm keras bahwa negara masih lalai dalam memastikan bahwa hak asasi manusia tak boleh dikubur di balik pintu rumah pribadi.

Komentar