Gelar dialog “Semarak Budaya” 2025.Kaidel : Kerukunan umat beragama di Aru adalah pondasi utama pembangunan.

Uncategorized138 views

Dobo,Kabarsulsel-lndonesia.com. Kepulauan Aru -Kebudayaan bukanlah sekadar komoditas untuk tontonan turis. Namun kebudayaan adalah Sistem Nilai dan peta jalan yang dibentuk oleh ratusan generasi, yang mengajarkan kita cara hidup yang benar, cara berinteraksi dengan alam, dan cara menyelesaikan konflik dengan bijaksana. Demikian hal itu di sampaikan Bupati kepulauan Aru Timotius Kaidel saat membuka acara semarak budaya yang berlangsung di lantai 2 New Grand Aru hotel Minggu, (26/10/2025).

Kaidel mengungkapkan, berbicara tentang “semarak budaya,” maka sering kali hanya membayangkan tarian indah, musik yang merdu, atau pakaian adat yang megah. Namun itu adalah manifestasi yang wajib dilestarikan.

“izinkan saya mengajak kita merenung lebih dalam: Apa makna sejati kebudayaan bagi Kepulauan Aru ? ” Mari kita sejenak berdialog dengan masa lalu. Sejarah kita bukan hanya tentang tanggal dan peristiwa, melainkan tentang nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur. Dua pilar utama yang membentuk karakter Aru adalah hubungan kita dengan alam dan hubungan kita dengan sesama. ” Ungkap Kaidel.

Kaidel menambahkan jika berbicara tentang Kepulauan Aru, tentu berhubungan juga dengan air dan hutan dimana sejak dulu para leluhur telah mengajarkan kita untuk hidup dengan alam, sebelum dunia mengenal istilah sustainable development

“Saya merujuk pada praktik Sasi. Sasi adalah sistem larangan adat, entah itu di laut untuk komoditas seperti teripang, atau di darat untuk hasil hutan tertentu. Sasi adalah hukum konservasi yang dijalankan dengan kepatuhan spiritual. Ketika Sasi dibuka, kita merayakan panen raya, bersyukur kepada Leluhur/Tuhan atas rezeki yang diberikan” Tandas Kaidel

Lebih lanjut kata Kaidel, Kepulauan Aru, oleh para leluhur, disebut Jargaria. Tentu sebutan itu memiliki filsafat sosial yang kuat yakni “Sitakaka Walike”. Ini adalah esensi persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan yang terjalin erat, melampaui sekat-sekat marga (fam) dan bahkan agama.

“Kerukunan umat beragama di Aru adalah pondasi utama pembangunan. Ketertiban dan keamanan yang kondusif di Bumi Jargaria adalah kunci sukses kita. Ini bukan hanya tugas aparat, ini adalah tanggung jawab kolektif yang berakar dari Sitakaka Walike itu sendiri. Keharmonisan ini adalah kekayaan kita yang tak ternilai.

Kaidel mengatakan sebagai wilayah kepulauan, kita adalah bangsa maritim sejati dengan berbagai budaya. Untuk itu dengan momentum ini kita mempromosikan Aru di kancah internasional. Kita tunjukkan bahwa Aru, sebagai salah satu pulau terdepan, adalah benteng budaya yang kuat, yang aktif berkontribusi pada keragaman budaya Indonesia.

“Semarak budaya yang kita laksanakan hari ini, berupa dialoag dan refleksi budaya, adalah upaya meneguhkan jati diri sebagai Putra putri Aru. Ini adalah janji kita kepada leluhur dan amanah untuk anak cucu.” Ujar Kaidel.

Untuk di ketahui, hadir dalam acara tersebut diantaranya anggota DPR-RI asal fraksi PDI-Perjuangan Mercy Chriesty Barends, ST, ketua DPRD Aru Selvana Loy, para staf ahli Bupati, asisten setda, pimpinan OPD lingkup pemkab Aru, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, serta tamu undangan lainnya.

(Meki)

Komentar