Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Konsorsium Politeknik se-Papua Barat yang meliputi (Politeknik Negeri Fakfak, Politeknik Lengguru Kaimana, dan Universitas Papua) menggelar Diskusi Terpumpun Hasil Diseminasi Kemitraan Mitras DUDI Papua Barat pada Jumat (20/09) di Lantai 5 Grand Hotel Fakfak.
Acara ini menghadirkan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), akademisi, perwakilan dunia usaha, dan media untuk membahas sinergi pendidikan vokasi dan industri dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua Barat.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi.
Perpres ini menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan industri guna meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Papua Barat, dengan potensi sumber daya alamnya yang besar, menjadi fokus pengembangan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing.
Direktorat Mitras DUDI menugaskan Konsorsium Politeknik se-Papua Barat, yang terdiri dari Politeknik Negeri Fakfak, Politeknik Lengguru Kaimana, dan Universitas Papua, untuk menjalankan Program Fasilitasi Kemitraan.
Program ini bertujuan memperkuat hubungan antara pendidikan vokasi dengan sektor industri dan pemerintah dalam merespons berbagai isu strategis di Papua Barat.
Isu-isu tersebut meliputi pembangunan sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya alam, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat adat.
Direktur Politeknik negeri Fakfak, Ir. Muhammad Subhan,S.ST.,MT, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk menjawab tantangan pembangunan di Papua Barat khususnya di Kabupaten Fakfak
“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan vokasi di Papua Barat khususnya di Fakfak tidak hanya menghasilkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga dapat berkontribusi dalam memajukan potensi daerah ini secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Diskusi ini menampilkan narasumber dari berbagai latar belakang yang membahas topik seperti pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat adat, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung pendidikan vokasi.
Diskusi panel yang melibatkan peserta dari pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil ini juga berhasil merumuskan sejumlah rekomendasi kebijakan yang akan diajukan kepada pemerintah sebagai acuan dalam pengembangan kemitraan dan kebijakan pembangunan di Papua Barat.
Aroby Hindom Asisten II Setda Fakfak, yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif konsorsium.
“Sinergi yang terbangun dalam diskusi ini menjadi modal penting bagi Papua Barat untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar kerja,” ujar Aroby.
Melalui forum ini, Konsorsium Politeknik se-Papua Barat berupaya memastikan bahwa pendidikan vokasi di wilayah tersebut dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri dan mampu memberikan dampak nyata bagi pembangunan daerah.
Hasil dari diskusi ini diharapkan dapat menjadi pijakan strategis bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan Papua Barat yang lebih maju dan sejahtera.
Diskusi terpumpun ini tidak hanya berfokus pada pengembangan kebijakan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi baru antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Ke depan, diharapkan program kemitraan ini mampu menjadi model bagi daerah lain dalam mengoptimalkan potensi pendidikan vokasi untuk mendukung pembangunan daerah secara holistik.
Komentar