Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di bawah langit pagi yang cerah dan angin sejuk pesisir yang menyapu perlahan Lapangan Upacara Kabupaten Fakfak, ribuan pasang mata tertuju pada satu momen bersejarah.
Tepat pada 16 November 2025, Kabupaten Fakfak memperingati Hari Ulang Tahun Kota Fakfak yang ke-125—sebuah perayaan yang tak hanya sarat seremoni, tetapi juga penuh dengan pesan kebersamaan, refleksi sejarah, dan arah baru menuju masa depan.
Di hadapan tamu undangan dari berbagai penjuru Indonesia, para tokoh adat dari tujuh petuanan, mantan Bupati dan Wakil Bupati, unsur Forkopimda, serta masyarakat yang memadati area upacara, Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, berdiri tegap.
Dengan suara bergetar namun mantap, ia mengawali pidato panjangnya dengan ungkapan syukur, lalu membawa hadirin menyusuri jejak panjang perjalanan Fakfak sejak lebih dari satu abad silam.
Seruan Harmoni dalam Keberagaman
Mengangkat tema “Bersatu Dalam Harmoni, Kita Wujudkan Fakfak Membara Berlandaskan Keberagaman”, Bupati Samaun menegaskan kembali filosofi yang telah menjadi denyut nadi masyarakat Fakfak: Satu Tungku, Tiga Batu.
Sebuah simbol kuno yang sederhana namun mengandung makna mendalam—bahwa keseimbangan, persatuan, dan kebersamaan adalah fondasi bagi tanah yang dijuluki Serambi Papua ini.
“Perbedaan bukan penghalang, tetapi jembatan menuju harmoni,” ujarnya.
Kalimat itu disambut anggukan panjang dari para tokoh adat yang duduk di barisan depan, mengenakan mahkota noken dan busana kebesaran masing-masing petuanan.
Membara untuk Perubahan
Namun pidato itu tidak berhenti di ranah simbolik. Perlahan, Bupati menggeser fokus pada kerja-kerja konkret pemerintahannya. Melalui konsep pembangunan FAKFAK MEMBARA — Membangun Bersama Rakyat, Bupati memaparkan sembilan program unggulan, sembilan program strategis, dan 32 program kerja yang akan menjadi tulang punggung pembangunan lima tahun ke depan.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi investasi yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Dengan nada optimistis, ia menyebutkan bahwa Fakfak kini berdiri sebagai daerah yang siap berkolaborasi, dengan prinsip transparansi dan kepastian hukum sebagai pegangan utama.
Fakfak, lanjutnya, tidak lagi menempatkan diri sebagai daerah yang menunggu. Ia ingin bergerak, tumbuh, dan berdiri sejajar dengan kabupaten maju lain di Papua Barat maupun Indonesia Timur.
Penghormatan untuk Para Pendahulu
Di tengah semangat perubahan itu, Bupati Samaun tak lupa menundukkan kepala, mengajak seluruh hadirin mengingat kembali jasa para pendahulu—para pejuang, tokoh adat, tokoh agama, perempuan tangguh, dan pemimpin-pemimpin masa lampau yang telah membentuk pondasi kokoh bagi Fakfak hari ini.
“Tugas kita adalah melanjutkan perjuangan itu dengan kerja nyata dan inovasi,” katanya, dengan suara yang terdengar paling tegas dari seluruh pidatonya.
Harapan Baru dari Tepi Papua
Upacara yang berlangsung hampir dua jam itu berakhir dengan sebuah ajakan yang sederhana namun menggugah: mempererat kebersamaan, membuka diri untuk kolaborasi, serta melangkah bersama menuju masa depan Fakfak yang mandiri, sejahtera, aman, dan berdaya saing.
Menutup pidatonya, Bupati Samaun Dahlan menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-125 untuk Kota Fakfak, disertai doa agar nilai-nilai lokal tetap lestari dan menjadi rujukan identitas masyarakat Fakfak di tengah arus modernisasi.
Upacara usai, namun gema pesannya—tentang harmoni, perubahan, dan semangat membara—masih terasa di antara tepuk tangan, dentuman tifa, dan senyum bangga masyarakat Fakfak yang memadati alun-alun.
Sebuah pesan dari pemimpin daerah yang meminta satu hal: bersama membangun masa depan Fakfak.









Komentar