Bomberay, Kabarsulsel-Indonesia.com – Upaya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Fakfak mulai memasuki tahap nyata. Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, berkolaborasi dengan Yonif Teritorial Pembangunan 808/Mbaham Matta, membuka lahan pertanian seluas 15 hektar di Distrik Bomberay.
Lahan itu dirancang sebagai sentra baru untuk padi, ubi kayu, jagung, dan kedelai. Dari total 15 hektar yang dipersiapkan, dua hektar sudah mulai digarap: masing-masing satu hektar untuk padi dan satu hektar untuk ubi kayu.
“Ini baru permulaan. Saat ini sudah ditanami 1 hektar padi dan 1 hektar ubi kayu. Sisanya akan segera menyusul dengan jenis tanaman lain,” ujar Kepala Distransnaker Fakfak, Abu Thalib Paus-Paus, ketika ditemui di lokasi, Sabtu (27/9).
Gerakan ini bukan hanya tentang produksi pangan. Menurut Abu Thalib, kegiatan tersebut juga menjadi tindak lanjut dari pelatihan operator alat berat bagi Orang Asli Papua (OAP) yang digelar di Bomberay dan Tomage.
“Kami ingin mereka bukan sekadar belajar, tetapi langsung mempraktikkan kemampuan mengolah lahan untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Sinergi lintas sektor itu semakin kuat dengan keterlibatan Tim Ekspedisi Patriot, kelompok tani lokal, serta pendampingan langsung dari Kepala UPT PPL Bomberay, Tomage Ismanto dan Ketua Kelompok Tani Asmat dan Asrul Kehadiran Yonif TP 808/Mbaham Matta menambah tenaga sekaligus memastikan kerja lapangan berjalan efektif.
Program ini merupakan respon daerah terhadap kebijakan nasional di bawah komando Presiden Prabowo Subianto yang menekankan ketersediaan, akses, dan stabilitas pangan di seluruh wilayah.
Pemerintah pusat melalui Badan Ketahanan Pangan mendorong pengembangan lahan, diversifikasi konsumsi, hingga stabilitas harga sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Dengan terbukanya 15 hektar lahan baru di Bomberay, Fakfak menegaskan ambisinya untuk menjadi salah satu penopang ketahanan pangan di Papua Barat.









Komentar