Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dinas Perkebunan Fakfak memfasilitasi langkah besar bagi Papua Global Spices untuk mengekspor Pala Tomandin langsung dari Fakfak pada akhir 2024.
Dalam upaya ini, rapat konsolidasi diadakan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Bea Cukai, Karantina, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Fakfak, Yayasan Kaleka, serta pelaku bisnis pala terkemuka di wilayah tersebut.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menyatakan bahwa rapat ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Fakfak dalam memenuhi target ekspor Pala Tomandin.
“Kami ingin memastikan semua aspek, mulai dari standar produk, regulasi, hingga mekanisme ekspor, berjalan sesuai harapan,” ujar Widhi.
Dengan inventarisasi kendala-kendala yang ada, diharapkan seluruh proses ekspor dapat memenuhi standar internasional, sehingga mutu dan kualitas pala terjamin.
Dukungan penuh juga datang dari Bea Cukai. Perwakilan Bea Cukai, Alfian, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung ekspor langsung Pala Tomandin, mengingat pala adalah komoditas unggulan Fakfak.
“Ekspor langsung ini membuka peluang pasar baru yang menguntungkan bagi Fakfak,” kata Alfian.
Ia menambahkan, diskusi penting terkait jenis kontainer ekspor yang sesuai dan komunikasi dengan pihak Karantina harus dilakukan agar proses ekspor berjalan lancar.
Hans Sahupala, perwakilan dari Papua Global Spices, menegaskan komitmen perusahaannya untuk mendukung rencana ekspor ini. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 5 ton bunga pala dan beberapa ton biji pala siap diekspor pada November mendatang.
“Kolaborasi dengan pelaku bisnis lain sangat penting untuk memastikan target ekspor terpenuhi sesuai dengan permintaan kualitas dari pasar China,” jelas Hans.
Dalam rapat tersebut, Widhi juga menekankan pentingnya kerjasama antar pelaku bisnis untuk mencapai target ekspor. Menurutnya, jika harga pala di Fakfak dan Surabaya sebanding, lebih baik fokus pada ekspor daripada perdagangan antar pulau.
“Kami harus membangun kerjasama yang menguntungkan semua pihak dan memastikan ekspor berjalan sesuai standar yang ditetapkan,” tegasnya.
Komitmen untuk menjaga kualitas produk pala juga menjadi perhatian utama. Widhi berharap, para pelaku bisnis dapat mengedukasi masyarakat penghasil pala untuk menerapkan metode pengolahan yang lebih modern dan sesuai standar.
Transaksi pala kini sebaiknya berdasarkan berat kilogram, bukan lagi berdasarkan satuan biji, untuk memastikan harga yang kompetitif dan mutu produk yang lebih baik.
Selain itu, edukasi tentang pengelolaan pala yang baik dan benar diperlukan untuk mengurangi kandungan aflatoksin, yang selama ini menjadi tantangan dalam produksi Pala Tomandin.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat, Fakfak diharapkan mampu menembus pasar ekspor internasional dengan produk pala berkualitas tinggi.
Komentar