Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak menggelar pertemuan evaluasi Pokja 3 yang difasilitadi oleh Yayasan Kaleka guna membahas perkembangan tematik Minapolitan, pala dan ekowisata dengan lokus di wilayah Fakfak Timur.
Pertemuan ini melibatkan sejumlah OPD teknis seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, DPMK, Perindag, Pertanian, PTSP dan LSM yang tergabung dalam rumpun ekonomi, dengan tujuan memperkuat kolaborasi antar lembaga dalam mendukung pengembangan komoditas Minapolitan, pala dan ekowisata.
Pokja 3 sendiri sesuai dengan SK Wewowo lestari memiliki tanggung jawab dalam mengelola aspek komoditas dan pasar. Selain itu, Pokja 1 dan 2 yang berfokus pada masyarakat hukum adat dan lingkungan hidup yang menjadi domain dari wewowo lestari yang telah menadapatkan legitimasi SK dari Bupati Fakfak.
Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi capaian yang memenuhi target dan merumuskan langkah-langkah peningkatan menuju target tahun 2024.
Dalam pertemuan ini, turut dibahas program percepatan sistematisasi database perkebunan pala yang menjadi rolle model untuk dikembangkan oleh organisasi lain dalam mengidentifikasi identitas mata pencaharian masyarakat yang dominan.
Program ini diinisiasi oleh Yayasan Kaleka dengan harapan Kabupaten Fakfak memiliki database yang komprehensif dan valid terkait petani pala, luas lahan, serta produktivitas kebun pala di daerah tersebut dan juga akan dikembangkan untuk data base pertanian dan perikanan.
PLT Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T., sekaligus merupakan Ketua Pokja 3 menjelaskan bahwa database yang diinisiasi oleh Yayasan Kaleka akan diterapkan pada 5 kampung binaan yakni Kampung Patimburak, Masina, Sisir, Kampung Baru dan Perwasak akan menjadi rolle model kampung komoditas sesuai dengan potensi kampung yang dimiliki.
“Sistematisasi database ini akan memastikan validitas data petani, lahan, dan produksi, serta dapat diadopsi sebagai acuan untuk intervensi kebijakan berbasis data yang akurat. Kami juga akan memastikan setiap petani tercatat dalam data BNBA (By Name By Address),” jelasnya.
Selain itu, database ini diharapkan mampu mendukung pengembangan produk pala Tomandin yang kini sudah memasuki pasar ekspor, karena setiap komoditi yang akan diekspor harus teregistrasi sebagai kelompok produksi sesuai dengan lokasi produksi.
Dengan adanya data yang valid, potensi pala di Fakfak akan lebih terukur sehingga penyusunan perencanaan dan alokasi sumber daya ke depannya dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Data ini juga akan membuka peluang bagi petani untuk mengakses pembiayaan, meningkatkan produktivitas, dan merambah pasar ekspor yang lebih luas.
Dalam pertemuan ini pula dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Yayasan Lembaga Penelitian Kaleka Indonesia dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak tentang Sistematisasi Database Pekebun Pala dan Pengembangan Inovasi produk turunan komoditas asli Fakfak sebagai bentuk tindak lanjut dari MoU Pemerintah Daerah bersama Kaleka beberapa waktu lalu.
Melalui kolaborasi yang solid antar OPD dan dukungan dari Yayasan Kaleka, pengembangan pala di Fakfak diharapkan dapat berjalan dengan lebih terencana dan berkelanjutan, mendukung kesejahteraan petani serta memperkuat perekonomian daerah.
Komentar