Sorong, Kabarsulsel-Indonesia.com |
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Paniai (IPMAPAN) Se-Kota Studi Sorong, Papua Barat Daya, menggelar pertemuan internal pada Sabtu, 14 Mei 2025, bertempat di Kontrakan/Kos II Asrama Paniai, Jl. Malibela Km. 11,5, Lorong Meuwo III, Kota Sorong.
Pertemuan ini difokuskan pada upaya rebranding organisasi, khususnya pembaruan desain logo IPMAPAN Kota Studi Sorong agar lebih representatif dan selaras dengan nilai-nilai budaya Suku Mee.
Senior IPMAPAN, Tn. Jhongky Pigome, menekankan pentingnya proses akselerasi untuk mengedit dan menyempurnakan logo organisasi. Menurutnya, logo yang baik harus mencerminkan kesederhanaan, relevansi, keunikan, serta memiliki fleksibilitas dan skalabilitas.
“Logo IPMAPAN harus mampu mewakili identitas dan nilai-nilai yang kami anut. Ini bukan sekadar lambang, tetapi juga simbol perjuangan dan semangat kami sebagai pelajar dan mahasiswa Paniai di tanah rantau,” ujar Pigome.
Sementara itu, Mesak Maday, S.Pd, salah satu alumni IPMAPAN, menyoroti pentingnya filosofi hidup Suku Mee dalam proses pembaruan ini. Ia menjelaskan bahwa konsep “Dou, Gai, dan Ekowai” yang dipegang teguh oleh leluhur Suku Mee dapat menjadi dasar arah gerak organisasi.
“Dou berarti melihat, Gai berarti berpikir, dan Ekowai berarti bertindak. Tiga prinsip ini mengajarkan kita untuk bijak: mengamati terlebih dahulu, merenung secara matang, lalu mengambil tindakan yang tepat,” jelas Maday.
Ketua Asrama Paniai, Nataniel Yogi, menambahkan bahwa nilai-nilai ini merupakan fondasi dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan masyarakat Mee.
“Dou adalah tahapan awal untuk memahami persoalan dengan seksama sebelum melangkah lebih jauh,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh Tn. Salmon Yumai, senior IPMAPAN, yang menguraikan bahwa setelah mengamati, proses Gai mengajarkan pentingnya menganalisis dan merencanakan secara cermat.
“Suku Mee tidak sembarangan bertindak. Ekowai baru dilakukan setelah melalui proses Dou dan Gai. Ini adalah filosofi yang sangat relevan dalam kehidupan organisasi kami,” tegas Yumai.
Ketua Badan Formatur IPMAPAN, Martinus Gobai, menggarisbawahi pentingnya menjaga nilai-nilai budaya Suku Mee dalam setiap aspek kehidupan mahasiswa Paniai, termasuk dalam simbol organisasi.
“Kami bangga dengan warisan budaya, seperti pakaian adat koteka dan moge. Selain itu, kami menjunjung tinggi prinsip menjaga lingkungan sebagaimana dilakukan oleh nenek moyang kami,” ungkap Gobai.
Menutup diskusi, Noak Yogi, senior IPMAPAN lainnya, menambahkan bahwa kerja keras merupakan nilai utama yang melekat dalam identitas Suku Mee.
“Kami dikenal sebagai masyarakat yang tekun di bidang pertanian dan peternakan. Nilai-nilai inilah yang akan terus kami bawa dalam kehidupan organisasi IPMAPAN, agar tetap solid dan berkarakter,” pungkas Yogi.
Melalui rebranding logo dan peneguhan nilai-nilai filosofi Dou, Gai, Ekowai, IPMAPAN Sorong bertekad menjadi organisasi yang tidak hanya kuat secara identitas, tetapi juga visioner dalam mencetak kader-kader unggul dari tanah Mee.
Komentar