Disbun Fakfak Perbaiki Asaran Pala Rp25 Juta per Unit, Dorong Mutu Rempah Unggulan Dunia

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pemerintah Kabupaten Fakfak melalui Dinas Perkebunan terus menaruh perhatian pada kualitas pascapanen pala, komoditas unggulan yang menjadi identitas daerah berjuluk Seribu Satu Senja itu.

Tahun 2025, program pemeliharaan rumah pengasaran pala kembali digulirkan dengan nilai Rp25 juta per unit.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menyebut rumah pengasaran pala adalah simpul penting dalam rantai pasok rempah. Di tempat inilah biji pala dan fuli ditentukan mutunya sebelum sampai ke pasar.

“Mutu akhir pala sangat ditentukan dari proses pengeringan. Karena itu pemerintah merasa perlu hadir menjaga fasilitas ini, khususnya bagi petani kecil yang masih mengandalkan dapur kayu dan pengeringan sederhana,” ujarnya.

Tahun ini, pemeliharaan dilakukan pada delapan unit rumah pengasaran di tiga kampung. Dua unit di Kampung Tanama (penerima manfaat Kalsum Rengen dan Arsad Bauw), dua unit di Kampung Kiat (Mahmud dan Rajab Hombahomba), serta empat unit di Kampung Tetar (Elsina Hindom, Laban Hindom, Lasarus Kabes, dan Yordanus Muri).

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T melihat langsung Asaran Pala yang telah selesai di kerjakan | Foto KSI

Perbaikan fisik yang dilakukan meliputi atap bocor, dinding retak, lantai rusak, hingga penggantian material lapuk akibat panas, asap, dan kelembaban.

Ventilasi udara juga diperhatikan agar sirkulasi berjalan baik, sehingga hasil pengeringan lebih merata dan tidak lembab.

Bagi para petani, rumah pengasaran adalah aset kecil namun bernilai besar. Kualitas biji pala kering yang seragam akan memengaruhi harga jual, memperkuat daya saing, sekaligus menjamin keberlanjutan usaha.

“Mutu adalah kunci. Dengan pengeringan yang baik, pala Fakfak tetap punya daya tarik di pasar dunia,” kata Widhi.

Program ini menjadi bagian dari rencana aksi Pala Unggul dalam visi besar “Fakfak Membara”. Pemerintah menargetkan penguatan kapasitas petani agar tidak sekadar memproduksi, tapi juga menjaga kualitas.

Plt. Kadisbun Fakfak Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T bersama tim melihat langsung pembangunan asaran pala yang telah mencapai 100 persen | Foto KSI

Masyarakat yang ingin mengusulkan pemeliharaan asaran pala selanjutnya, kata Widhi, perlu mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan.

Dinas Perkebunan memiliki standar operasional, mulai dari verifikasi teknis hingga ketersediaan anggaran, agar bantuan benar-benar tepat sasaran.

Dengan dukungan kecil tapi terarah ini, pemerintah berharap setiap biji pala Fakfak yang sampai ke pasar membawa mutu terbaik—sebuah cerminan warisan rempah Nusantara yang mendunia.

Komentar