Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Kamis (19/9/24) – Dalam upaya mendukung peng5elolaan keuangan dan peningkatan kesejahteraan pekebun pala, Dinas Perkebunan Fakfak bekerja sama dengan Bank BNI Cabang Fakfak membuka rekening digital bagi 23 pekebun pala penerima manfaat program ektensifikasi di Kampung Wartutin, Distrik Wartutin.
Langkah ini diambil untuk memastikan distribusi insentif tidak lagi dilakukan secara tunai, tetapi melalui rekening atau dompet digital pekebun yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan mereka.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menjelaskan bahwa pembukaan rekening ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan literasi keuangan di masyarakat pedesaan.
“Saat ini, hampir semua kampung sudah memiliki layanan telekomunikasi 4G, bahkan terhubung dengan internet. Oleh karena itu, kami harus mulai membiasakan masyarakat untuk menabung. Dahulu, bantuan diberikan tunai, tetapi sekarang kita harus berani belajar mengelola keuangan dengan menabung untuk investasi masa depan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya masyarakat pekebun memiliki rekening sebagai langkah strategis menghadapi tantangan ekonomi.
“Dengan adanya rekening atau dompet digital, para pekebun tidak hanya lebih mudah mengelola dana insentif, tetapi juga memiliki kesempatan untuk menata keuangan mereka lebih baik.”
Kepala BNI Cabang Fakfak, Noki, SE, menambahkan bahwa dari data 23 pekebun penerima manfaat, tak satu pun yang memiliki rekening tabungan. Hal ini menjadi tantangan dan peluang untuk meningkatkan literasi keuangan di daerah terpencil.
“Ini adalah bagian dari edukasi keuangan. Dengan memiliki rekening, para pekebun dapat mengatur hasil usaha mereka lebih baik dan mandiri secara finansial. Sayangnya, masih ada yang belum menyadari pentingnya menabung untuk masa depan yang lebih baik,” kata Noki.
Program perluasan lahan (ektensifikasi) pala yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan Fakfak pada tahun 2024 menargetkan 111 pekebun di 7 kampung yang tersebar di 3 distrik, yaitu Wartutin, Kwama, Darembang, Goras, Goras Selatan, Wos, dan Kampung Mbahamdandara, dengan total lahan seluas 56 hektar. Lahan-lahan tersebut merupakan kebun yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, kini akan dioptimalkan kembali untuk budidaya pala.
Dinas Perkebunan Fakfak menyediakan 5.600 bibit pala dengan insentif senilai Rp 280 juta dari Dana Otonomi Khusus (Otsus). Dana ini akan langsung ditransfer ke rekening pekebun masing-masing. Setiap pekebun yang memenuhi syarat akan menerima insentif Rp 2,5 juta per setengah hektar lahan yang ditanami pala.
Prosedur pelaksanaan program ini meliputi pendataan calon petani dan calon lahan (CPCL), verifikasi lahan, sosialisasi, hingga distribusi bibit dan insentif.
“Setiap tahapan dilakukan sesuai SOP yang ketat, memastikan hanya Orang Asli Fakfak (OAP) yang memenuhi syarat sebagai penerima manfaat. CPCL harus memiliki lahan yang tidak bersengketa dengan luas minimal 0,5 ha hingga 1 ha,” jelas Widhi.
Selanjutnya, setelah verifikasi, tim teknis dari Dinas Perkebunan Fakfak akan mendampingi pekebun di lokasi untuk memberikan edukasi terkait teknik penanaman yang baik dan benar, seperti jarak tanam, lubang tanam, penggunaan naungan, dan perawatan bibit hingga tumbuh sehat.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas pala di Fakfak, tetapi juga mendorong pekebun untuk lebih bijak mengelola keuangan keluarga.
Dengan adanya rekening digital, para pekebun bisa menyimpan hasil panen untuk keperluan mendatang, menjamin kesejahteraan yang lebih baik bagi keluarga dan investasi masa depan.
“Melalui program ini, kami ingin mendorong para pekebun untuk menjadi lebih mandiri dan cerdas secara finansial. Kami percaya, dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya menabung dan mengelola keuangan, pekebun akan mampu menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan,” pungkas Widhi.
Komentar