Dibalik Dinamika Pilkada Maluku Tenggara: Pergulatan Batin Ketua DPRD Stepanus Layanan

Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Sosok Ketua DPRD Kabupaten Maluku Tenggara, Stepanus Layanan, belakangan ini menjadi sorotan publik akibat berbagai tuduhan dan hoaks yang dilancarkan oleh kelompok tertentu untuk memanaskan situasi sosial dan politik di Maluku Tenggara.

Namun, di balik polemik tersebut, ada kisah pergulatan batin yang dialami Stepanus terkait dukungannya dalam kontestasi Pilkada Malra.

Dalam wawancara dengan wartawan, Stepanus membuka cerita di balik proses penunjukannya sebagai Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Malra, Muhammad Thaher Hanubun dan Carlos Viali Rahantoknam (MTH-VR).

Ia mengaku sempat berada dalam dilema antara mendukung keluarga yang juga mencalonkan diri atau menjalankan amanat partai.

“Saya diminta berulang kali oleh Bapak MTH untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan, tetapi saya menolak dan tidak bersedia,” ungkapnya.

Keputusan tersebut bukan tanpa alasan. Stepanus mengaku bahwa calon Bupati lain, Marthinus Sergius Ulukyanan (MSU), adalah bagian dari keluarganya. Hal ini membuatnya harus mempertimbangkan secara matang langkah yang akan diambil.

“Sebagai manusia, saya mengalami pergulatan batin. MSU adalah keluarga saya. Namun, sebagai kader partai yang taat dan tunduk pada mekanisme serta arahan partai, saya akhirnya memutuskan untuk menjalankan perintah partai,” lanjutnya.

Sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Maluku Tenggara, Stepanus merasa wajib menjalankan tugas yang diberikan oleh partai pengusung pasangan MTH-VR, yang juga merupakan pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) sebelumnya.

“Perintah partai harus dijalankan. Sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan, saya patuh dan taat asas,” tegas Stepanus.

Di tengah derasnya arus tuduhan dan informasi tidak benar yang diarahkan kepadanya, Stepanus tetap menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas politik dan sosial di Maluku Tenggara.

Ia berharap masyarakat dapat memahami perjuangan yang ia jalani dalam menjalankan amanat partai tanpa mengesampingkan nilai-nilai kekeluargaan.

Pilkada Maluku Tenggara tidak hanya menjadi ajang kontestasi politik, tetapi juga menjadi momen bagi para pemimpin untuk menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab demi kebaikan bersama.

Komentar