Di Ulang Tahun Fakfak ke-125, Sekda Papua Barat Tegaskan Arah Baru Pembangunan dari Kota Perjuangan

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Gedung DPRD Kabupaten Fakfak terasa lebih khidmat dari biasanya pada Sabtu pagi, 16 November 2025.

Di ruang sidang paripurna itu, sejarah seakan berembus kembali ketika Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP, berdiri mewakili Gubernur Papua Barat untuk menyampaikan sambutan pada Rapat Paripurna Istimewa HUT Fakfak ke-125.

Dalam balutan suasana resmi nan hangat, Ali Baham membuka pidato dengan salam lintas agama yang mengikat seluruh hadirin dalam satu ruang harmoni—sejalan dengan tema perayaan: “Bersatu dalam Harmoni, Kita Wujudkan Fakfak Membara Berlandaskan Keberagaman.”

Di hadapan Menteri ESDM Dr. Bahlil Lahadalia, Bupati Fakfak Samaun Dahlan dan Wakil Bupati Donatus Nimbitkendik, para pimpinan dan anggota DPRD Fakfak, Forkopimda, tokoh adat dan agama, serta masyarakat yang memadati gedung, Ali Baham menyampaikan pesan yang bukan sekadar ucapan selamat ulang tahun.

Pidatonya memotret sejarah, membaca tantangan, sekaligus menandai arah pembangunan masa depan Fakfak.

Jejak Perjuangan yang Menjadi Fondasi Masa Kini

Ali Baham mengajak hadirin menoleh sejenak ke belakang—ke tahun 1900—ketika pemerintah kolonial Belanda menetapkan Fakfak sebagai pusat administrasi. Namun di balik catatan itu, terhampar kisah perlawanan para tokoh lokal yang mengangkat senjata membela harga diri tanah mereka.

“Semangat perjuangan itu tidak padam. Ia tetap menjadi bara yang menghidupi Fakfak hingga hari ini,” ucap Ali Baham, mantap.

Sentuhan historis itu membuat ruangan seolah mengingat bahwa Fakfak bukan hanya kota tua, melainkan kota yang ditempa oleh keberanian.

Apresiasi: Dari Pemerintah untuk Fakfak yang Menjaga Harmoni

Usai membentangkan sejarah, Sekda memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah dan seluruh masyarakat. Ia menyebut kerja kolaboratif Pemkab Fakfak, DPRD, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat sebagai kekuatan yang membuat Fakfak tetap solid.

Ia menyinggung satu filosofi yang langsung memantik anggukan hadirin: Satu Tungku Tiga Batu—simbol harmoninya tiga pilar besar yang menopang kehidupan masyarakat Fakfak.

“Filosofi itu bukan hanya warisan, tetapi jalan hidup yang menjaga Fakfak tetap seimbang,” tegasnya.

Komitmen Baru: Infrastruktur, UMKM, Pendidikan, dan Ekologi

Bagian utama pidato muncul ketika Ali Baham memaparkan komitmen pembangunan. Dengan ritme bicara yang perlahan menguat, ia menegaskan dukungan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk percepatan pembangunan bandara dan jalan antar-kabupaten, penguatan sektor pertanian, perikanan, pariwisata, serta pemberdayaan UMKM.

Ia juga menekankan pentingnya generasi muda Fakfak. “Pendidikan adalah tangga panjang kemajuan. Kita pastikan anak-anak Fakfak naik tangga itu dengan beasiswa dan fasilitas yang layak,” katanya.

Selain itu, ia menegaskan bahwa pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus menjadi dasar pembangunan, mengingat ancaman perubahan iklim semakin nyata.

Tak lupa, Sekda menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat, khususnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, atas dukungan terhadap percepatan kewenangan daerah dan investasi strategis di Fakfak. Kehadiran Bahlil, katanya, menandai keseriusan negara untuk membangun dari kawasan timur.

Menatap Tantangan, Mengunci Harapan

Dalam bagian yang paling reflektif, Ali Baham mengingatkan bahwa Fakfak masih menghadapi tantangan besar: ketimpangan pembangunan antarwilayah, keterbatasan infrastruktur, hingga tekanan lingkungan.

“Tapi 125 tahun Fakfak adalah bukti bahwa kota ini tidak pernah surut langkah,” ujarnya.

Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan ini sebagai momentum menguatkan gotong royong, memperbaiki layanan publik, serta membuka ruang bagi investasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Fakfak: Tua dalam Sejarah, Muda dalam Semangat

Pidato Sekda diakhiri dengan ucapan selamat ulang tahun bagi Fakfak sebagai kota perjuangan. Lantunan itu menutup suasana sidang dengan tepuk tangan panjang—seakan merayakan bukan hanya usia, tetapi optimisme yang baru.

Dalam usia satu abad lebih seperempat, Fakfak kembali menegaskan dirinya: kota yang berdiri kokoh di atas keberagaman, melangkah percaya diri menjemput masa depan. Dan pada pagi itu, di ruang sidang yang penuh, bara semangat itu terasa menyala lebih terang dari sebelumnya.

Komentar