Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | 6 Agustus 2025 — Di usia senjanya, Ngadino (80), warga Kampung Warisa Mulya, Distrik Tomage, Kabupaten Fakfak, akhirnya bisa tersenyum lega.
Rumah tua yang selama ini menjadi tempat berteduhnya bersama keluarga, kini tengah dibangun ulang menjadi hunian layak berkat tangan-tangan prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodim 1803/Fakfak.
Di bawah terik matahari Papua Barat, Satgas TMMD bersama masyarakat setempat bahu membahu menyulap rumah reyot Ngadino menjadi tempat tinggal yang lebih manusiawi.
Tak hanya itu, pembangunan juga melibatkan lintas instansi seperti POLRI dan Satpol PP dalam semangat gotong royong yang mulai jarang ditemukan di kota.
“Pembangunan rumah tidak layak huni ini merupakan salah satu program prioritas kami dalam TMMD. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat, terutama lansia seperti Bapak Ngadino, memiliki tempat tinggal yang pantas dan layak,” ujar Komandan SSK, Lettu Inf Rendhra Pandu, di sela-sela kegiatan pembangunan, Rabu (6/8).
TMMD ke-125 di Fakfak tak hanya soal infrastruktur. Lebih dari itu, program ini menjadi jembatan antara negara dan rakyatnya, menyentuh langsung kebutuhan dasar warga pedalaman yang kerap terabaikan.
Rumah Ngadino menjadi satu dari sekian sasaran fisik yang tengah digarap dalam program terpadu ini.
Keseharian Ngadino yang tak lagi produktif menjadikan program ini sebagai oase di tengah keterbatasan. Bagi pria yang telah melewati delapan dekade hidupnya, hunian baru ini adalah penantian panjang yang akhirnya dijawab oleh negara lewat tangan TNI.
“Dulu atap bocor, dinding lapuk, lantai tanah. Sekarang saya seperti mimpi,” kata Ngadino pelan, matanya berkaca-kaca menyaksikan para prajurit mengangkat kayu dan mengecor pondasi rumah barunya.
Di tengah keterbatasan anggaran dan medan berat, semangat gotong royong antara TNI, masyarakat, dan instansi sipil menjadi fondasi utama keberhasilan program TMMD.
Hunian layak bukan hanya soal bangunan, tapi soal martabat manusia. Dan di Kampung Warisa Mulya, martabat itu sedang dibangun kembali—satu rumah demi satu keluarga.
Komentar