Dewan Adat Mbaham Matta Menyapa Suku Kei, Menggali Jejak Sejarah di Fakfak

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Suasana hangat menyelimuti kediaman Falen Sadsuitubun pada Sabtu sore, 6 September 2025. Di rumah sederhana yang dipenuhi tawa dan sapaan persaudaraan itu, Dewan Adat Mbaham Matta menggelar pertemuan bersejarah dengan masyarakat Suku Kei.

Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian Konferensi III Dewan Adat Mbaham Matta yang dijadwalkan berlangsung pada November mendatang.

Sekretaris II Dewan Adat Mbaham Matta, Apner Hegemur, tampil memberi pengantar yang sarat makna. Ia menegaskan, kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan upaya menyatukan jejak-jejak sejarah yang pernah ditorehkan berbagai suku di Fakfak.

“Kunjungan kami ke sini adalah langkah untuk menyapa seluruh suku etnis yang mendiami Fakfak. Harapannya, kita dapat menulis ulang sejarah masuknya masyarakat Kei agar kelak menjadi bagian penting dari materi Konferensi III,” ujar Apner dengan nada penuh keyakinan.

Ia menambahkan, Dewan Adat berkewajiban membuka ruang partisipasi bagi seluruh paguyuban, tokoh agama, hingga organisasi kepemudaan, agar konferensi mendatang tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi juga momentum kebersamaan yang menyatukan.

Mewakili masyarakat Kei, Bram Rahakbauw menyampaikan penghargaan mendalam. Dengan suara bergetar, ia menyebut kunjungan itu sebagai babak baru dalam perjalanan panjang masyarakat Kei di tanah Fakfak.

“Selama seratus tahun kami hidup dan menetap di negeri ini, baru kali ini sebuah pertemuan bersejarah terjadi. Kami berharap proses ini tidak berhenti di sini, tetapi diwariskan kepada anak cucu kami kelak,” ucap Bram, disambut anggukan setuju dari hadirin.

Pertemuan ditutup dengan sebuah simbol persaudaraan: pengalungan gelang adat dari perwakilan keluarga besar Suku Kei kepada Sekretaris II Dewan Adat.

Dalam momen itu, tergambar eratnya ikatan yang tidak hanya menyatukan dua kelompok, tetapi juga meneguhkan semangat kebersamaan demi kesuksesan Konferensi III Dewan Adat Mbaham Matta.

Suasana akrab, tawa bersahut, dan pandangan penuh harapan memenuhi ruangan. Fakfak sore itu seolah menjadi saksi lahirnya sebuah ikrar baru: menjaga sejarah, memperkuat persaudaraan, dan merajut masa depan bersama.

Komentar