Dandim Lukman Permana dan Api Pendidikan Gratis di Fakfak

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di tengah barisan siswa berseragam rapi dan deret guru yang berdiri khidmat di halaman SMA Negeri 1 Fakfak, seorang perwira menonjol dalam diamnya. Letkol Inf Lukman Permana, Komandan Kodim 1803/Fakfak, berdiri mendampingi Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, saat lonceng sejarah pendidikan gratis resmi dibunyikan, Jumat, 16 Mei 2025.

Bukan sekadar hadir. Dandim muda itu menunjukkan bahwa TNI tidak hanya bicara keamanan, tetapi juga masa depan bangsa.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Bupati Fakfak. Pendidikan gratis ini bukan program biasa, ini investasi jangka panjang untuk republik,” kata Lukman, serius tapi teduh.

Ia berbicara dengan sikap tegas, namun suaranya mengandung harapan. Di hadapannya, puluhan anak-anak dari berbagai jenjang—dari TK hingga SMA—menatap ke panggung dengan mata berbinar. Sebagian memeluk erat seragam baru yang baru saja mereka terima secara simbolis.

Dandim 1803/Fakfak Kolonel Inf. Lukman Permana saat duduk mendampingi Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP dalam acara Launching Pendidikan Gratis & Seragam Sekolah Gratis di Halaman SMA Negeri 1 Fakfak | Foto Kabarsulsel-Indonesia.com.

Bagi Dandim Lukman, pendidikan adalah medan juang yang tak kalah penting dari tugas militer. Ia percaya bahwa mencerdaskan anak-anak Fakfak hari ini adalah benteng terbaik menghadapi tantangan bangsa di masa depan.

“Pendidikan gratis ini adalah amunisi sosial. Dengan ini, anak-anak bisa belajar tanpa beban, dan kelak menjadi pemimpin yang lahir dari tanah mereka sendiri,” ucapnya.

Dalam catatan Kodim 1803/Fakfak, kolaborasi dengan pemerintah daerah seperti ini bukan hal baru. Namun, Letkol Lukman membawa pendekatan yang berbeda. Humanis, membumi, dan strategis. Ia tak ragu menyebut program “Fakfak Membara” sebagai langkah progresif yang layak dicontoh daerah lain.

“Empat pasang seragam, sepatu, kaos kaki, semuanya disiapkan untuk siswa. Ini bukan hanya soal perlengkapan, tapi simbol kehadiran negara di ruang kelas,” ujarnya lagi.

Ketika acara usai, dan para pejabat mulai meninggalkan lokasi, Dandim Lukman tetap tinggal sejenak. Ia menyapa guru, berbincang dengan siswa, dan memerhatikan bagaimana seragam-seragam itu membangkitkan semangat.

“Saya lihat harapan di mata mereka,” katanya pelan.

Dan mungkin, di balik ketegasan seorang komandan, memang selalu ada ruang untuk impian masa depan yang lebih terang.

Di Fakfak hari itu, impian itu terasa lebih dekat—berkat kerja sama antara seorang bupati dan seorang dandim yang percaya bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh.

Komentar