Bupati Kaidel Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan Nasional

Dobo (Kabarsulsel-Indonesia.com,– Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2025 di halaman kantor bupati, Senin (10/11/2025). Upacara berlangsung khidmat dengan diikuti Forkopimda, ASN, dan TNI-Polri.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Bupati Kepulauan Aru Timotius Kaidel, bertindak sebagai komandan upacara Kapten Inf Lagama dari Koramil 1503-03 Dobo, sementara peserta upacara terdiri 1 SST TNI Lanal Aru, 1 SST TNI Kompi A Yonif 735 Nawasena , 1 SST TNI AD Koramil 1503/03 Dobo, 1 SST, Shabara Polres Aru, 1 SST Satpol PP, 1SST Petugas Pemadam Kebakaran, dan 1SST ASN UPBU Bandara Rargwamar Dobo.

Turut hadir dalam upacara tersebut wakil bupati kepulauan Aru Drs. Mohamad Djumpa M. Si, sekertaris daerah Yakop Ubyaan S. Sos, pimpinan dan anggota DPRD Aru, Kapolres Kepulauan Aru AKBP Alebert Perwira Sihite S.I.K. MH, Danlanal Aru, Kejarari Kepulauan Aru, serta para pimpinan OPD lingkup Pemkab Aru.

Kaidel dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan Hari Pahlawan menjadi momentum untuk meneladani semangat juang para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan bangsa.

” Upacara peringatan hari pahlawan hendaknya menjadi momentum untuk kita meneladani semangat juang para pahlawan kita yang telah berkorban demi bangsa kita ” Ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Aru untuk terus bersatu, bekerja keras, dan berkontribusi dalam membangun daerah kepulauan Aru.

Pada kesempatan itu Kaidel juga menyampaikan 3(tiga) hal penting yang mestinya di teladani, dimana perjuangan kemerdekaan bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini.

“Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Karenanya, ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa” Ungkap Kaidel.

Berikut 3 hal pokok yang mesti di teladani setiap generasi anak bangsa :

Pertama, kesabaran para pahlawan.

Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan.

Kedua, Semangat Untuk Mengutamakan Kepentingan Bangsa Di Atas Segalanya.

Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan,

Ketiga, Pandangan jauh ke depan.

Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, Untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat Ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.

Dikatakan pula bahwa masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama yakni membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan.

Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya. Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji: bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.

Mengakhiri sambutannya, Kaidel menegaskan, bahwa sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak. “Pahlawanku teladanku, terus bergerak, melanjutkan perjuangan” Tutup Kaidel.

(Meki)

Komentar