Bekasi, Kabarsulsel-Indonesia.com | Komando Resor Militer 051/Wijayakarta (Korem 051/WKT) di bawah kepemimpinan Brigjen TNI Nugroho Imam Santoso, SE, MM terus menunjukkan kiprah nyata di tengah masyarakat. Dengan moto yang selalu ditanamkan kepada setiap prajuritnya, “Berguna dan Bermanfaat untuk Masyarakat”, Korem 051/WKT menjelma bukan hanya sebagai garda pertahanan negara, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang aktif menyentuh langsung kebutuhan warga di wilayah teritorial Kodam Jaya.
“Di setiap dada prajurit, harus tertanam kuat semangat untuk menjadi sosok yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Karena TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,” tegas Brigjen TNI Nugroho kepada wartawan di Makorem 051/WKT, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu (3/5/2025).
Moto tersebut bahkan terpatri besar di markas Korem sebagai pengingat identitas sejati TNI. Korem 051/WKT membawahi lima Kodim strategis, yaitu Kodim 0504/Jakarta Selatan, 0505/Jakarta Timur, 0507/Kota Bekasi, 0508/Depok, dan 0509/Kabupaten Bekasi.
Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Salah satu program unggulan Korem 051/WKT adalah mendukung ketahanan pangan nasional. Brigjen Nugroho menegaskan bahwa pangan merupakan isu strategis yang menjadi perhatian nasional, sesuai arahan Presiden Prabowo.
“Kami di TNI tidak berdiri di luar persoalan rakyat. Program ketahanan pangan menjadi bagian dari tanggung jawab kami,” ungkap Brigjen Nugroho, yang juga tengah menempuh studi S3 Ilmu Pertanian di Universitas Jenderal Soedirman.
Kodim 0509/Kabupaten Bekasi menjadi contoh keberhasilan program ini. Mereka menjalankan tiga strategi: peningkatan indeks tanam, pompanisasi untuk mengatasi kekeringan, dan penyerapan gabah petani bekerja sama dengan Bulog. Hasilnya, musim tanam yang sebelumnya hanya dua kali kini bisa meningkat menjadi tiga bahkan empat kali. Sementara itu, harga gabah petani pun meningkat hingga minimal Rp6.500 per kg, menjamin kesejahteraan petani sekaligus menjaga stok pangan.
Atasi Sampah dengan Energi Hijau
Masalah lingkungan juga menjadi perhatian Korem 051/WKT. Di wilayah Kodim 0508/Depok, prajurit TNI turut terlibat aktif dalam pengolahan sampah berkelanjutan dengan teknologi green ecology.
Setiap hari, Depok menghasilkan 1.200–1.300 ton sampah. Bersama akademisi, praktisi, dan dinas terkait, TNI memproses sampah dengan cara inovatif: sampah organik diolah menjadi biogas yang menghasilkan gas metan, yang kemudian digunakan untuk mengolah sampah anorganik—tanpa bahan bakar minyak. Hasilnya adalah sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Karya Bakti: Sentuhan Nyata TNI untuk Rakyat
Di bawah arahan langsung Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay, Korem 051/WKT juga giat menjalankan karya bakti sosial di seluruh wilayah. Salah satu yang paling menyentuh adalah renovasi Panti Asuhan As-Syoghiri di Bekasi Timur.
Kondisi panti yang memprihatinkan, dengan bangunan nyaris roboh dan anak-anak yang tidur berdesakan, mendorong Brigjen Nugroho untuk turun tangan. Bangunan pun direnovasi total agar layak huni dan nyaman untuk belajar.
Tak hanya fisik, hak sipil anak-anak juga diperjuangkan. Dengan menggandeng Disdukcapil, Korem membantu penerbitan akta kelahiran bagi anak-anak panti yang sebelumnya tak memiliki identitas resmi. Hasilnya, 193 anak dari lima wilayah Kodim berhasil mendapatkan akta kelahiran, mempertegas kehadiran negara melalui tangan TNI.
Tanggap Bencana: Bangun Jembatan dalam Tiga Hari
Karya bakti TNI juga tampil sigap saat banjir melanda Bekasi pada awal Maret lalu. Dalam waktu hanya tiga hari, prajurit TNI membangun jembatan Bailey—jembatan portabel dari baja yang bisa dipasang cepat—sebagai akses vital bagi warga.
TNI Menyatu dengan Rakyat
Dari program ketahanan pangan, penanganan sampah, renovasi panti, pendampingan akta kelahiran, hingga penanggulangan bencana, Korem 051/WKT membuktikan bahwa kehadiran TNI di tengah masyarakat bukan sekadar simbol, tetapi nyata dan menyatu.
“Kami bukan hanya penjaga kedaulatan, tapi juga pelindung dan pengayom rakyat, terutama mereka yang paling lemah,” pungkas Brigjen Nugroho Imam Santoso.
Komentar