Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BPPTP) Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Fakfak mengadakan sosialisasi Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Acara yang berlangsung pada Senin (15/7/24) di Ruang Tomandin Dinas Perkebunan Fakfak ini bertujuan untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Dinas Perkebunan Fakfak yang telah dibentuk melalui Tim Gerakan Tanam Kebun Fakfak (Gertak Fakfak).
Dalam sambutannya, Kepala BPPTP Papua Barat, Charles Loly Jembise, SP, menegaskan pentingnya sosialisasi ini mengingat perlunya peningkatan kapasitas internal di Dinas Perkebunan.
“Sosialisasi ini sangat penting karena sumber daya internal di Dinas Perkebunan perlu ditingkatkan agar memiliki kapasitas dalam edukasi tindakan proteksi, preventif, dan pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman perkebunan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa edukasi kepada masyarakat pekebun merupakan bagian penting dari program ini.
Selain itu, melalui Bimtek ini, diperkenalkan jenis agen Pengendali Hayati (APH) yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia.
“Ketergantungan petani pada pestisida kimia memiliki dampak buruk yang mengkhawatirkan, baik bagi lingkungan, kesehatan, maupun biaya budidaya. Dengan APH, kita bisa mengurangi dampak tersebut,” lanjut Jembise.
Di akhir sambutannya, ia menyerahkan satu perangkat OPT penanganan hama dan penyakit kepada Dinas Perkebunan Fakfak untuk digunakan dalam laboratorium dan berbagai kegiatan di masyarakat.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, memberikan apresiasi atas perhatian BPPTP kepada Dinas Perkebunan Fakfak.
“Kami sangat membutuhkan perangkat penunjang untuk melengkapi laboratorium hayati yang masih sangat terbatas. Kami sedang membangun komunikasi agar dapat dibantu melalui berbagai sumber anggaran provinsi maupun pusat,” katanya.
Widhi Asmoro Jati juga mengungkapkan bahwa Dinas Perkebunan Fakfak sedang menginisiasi program ekstrakurikuler muatan lokal (Mulok) komoditas pala di beberapa sekolah.
“Tujuannya adalah meningkatkan kepekaan generasi pala masa depan, sehingga instrumen lab menjadi kunci sarana belajar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penanganan serangan OPT hama dan penyakit menjadi fokus utama, mengingat beberapa lokasi kebun pala di Fakfak mengalami serangan hama dan penyakit.
“Dengan SDM yang mumpuni dan peralatan APH, kita berharap penanganan hama dan penyakit di sektor perkebunan dilakukan secara alamiah dan organik tanpa menggunakan pestisida, sehingga produk perkebunan kita bisa bersaing di pasar dan bebas dari bahan kimia,” jelasnya.
Menurutnya, dengan kegiatan Bimtek ini, kapasitas SDM dalam menguatkan pekebun dan mendukung operasional laboratorium diharapkan bisa berjalan efektif, optimal, serta memiliki manajemen mutu yang baik.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam mengedukasi dan meningkatkan kapasitas SDM Dinas Perkebunan Fakfak serta mendukung upaya perlindungan dan pengendalian OPT secara berkelanjutan.
Komentar