Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Malam Rabu, 19 Juni 2024, menjadi malam yang tidak akan dilupakan oleh warga Kampung Lusiperi, Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Hujan deras yang mengguyur sejak siang hari memicu bencana longsor yang menghancurkan rumah Robby Hukubun (62), seorang tukang batu. Kejadian ini terjadi tepat pada pukul 24.00 WIT, saat sebagian besar warga sedang terlelap.
Kronologi Tragis
Rumah semi permanen berukuran 7×6 meter yang dibangun Robby pada tahun 2010 itu tidak mampu bertahan menghadapi kekuatan alam. Curah hujan yang tinggi menyebabkan patahan pada tallud utama di sekitar rumah, dan dalam sekejap, 80% dari bangunan rumah hancur berkeping-keping. Robby dan empat anggota keluarganya hanya bisa pasrah saat dapur menjadi satu-satunya tempat berlindung meskipun kondisi dapur tersebut tidak layak huni.
Aksi Cepat Tanggap Dinas Sosial Fakfak
Dinas Sosial Fakfak tidak tinggal diam. Pada Jumat, 21 Juni 2024, pukul 10.00 WIT, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Janto Hukubun, SE., M.Si segera melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian. Dengan mata kepala sendiri, mereka menyaksikan kerusakan parah dan kondisi memprihatinkan yang dialami oleh keluarga Robby. Langkah cepat ini diambil untuk mengkaji kebutuhan mendesak dan merencanakan bantuan yang tepat.
Permohonan Bantuan Mendesak
Dalam situasi yang sangat terdesak ini, keluarga Robby mengajukan permohonan bantuan kepada berbagai pihak. Mereka berharap uluran tangan dari:
- Kementerian Sosial RI melalui Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial di Jakarta.
- Bupati Fakfak.
- Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Barat.
- Dinas Sosial Kabupaten Fakfak.
Bantuan yang sangat dibutuhkan adalah bahan bangunan atau rumah jadi yang siap huni, untuk bisa kembali menjalani kehidupan sehari-hari dengan layak.
Ungkapan Terima Kasih
Robby Hukubun, dengan penuh haru, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah pusat dan daerah yang telah menunjukkan perhatian dan berjanji untuk memberikan bantuan.
“Kami sangat berterima kasih atas semua perhatian dan bantuan yang diberikan. Semoga kami bisa segera bangkit dan menjalani kehidupan seperti sedia kala,” ujar Robby.
Tinjauan Kritis
Bencana longsor ini seakan menjadi alarm keras bagi semua pihak tentang pentingnya kesiapsiagaan dan penanganan infrastruktur di wilayah rawan bencana. Fakfak, dengan kondisi geografisnya, memerlukan perhatian khusus dalam hal mitigasi bencana. Pemerintah diharapkan tidak hanya memberikan bantuan darurat tetapi juga merencanakan solusi jangka panjang. Pembangunan tallud yang lebih kokoh, edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana, dan peningkatan infrastruktur adalah langkah-langkah esensial yang harus segera diwujudkan.
Kisah Robby Hukubun dan keluarganya menggambarkan betapa rentannya kehidupan di daerah rawan bencana. Namun, dengan perhatian dan tindakan cepat dari berbagai pihak, harapan untuk kehidupan yang lebih baik tetap ada di depan mata.









Komentar