Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dari kebun kayu putih seluas empat hektare di Kampung Bumi Moroh Indah (SP6), Bomberay, lahir sebuah harapan baru.
Harapan itu datang ketika Albayan Iha, penangkar kayu putih sekaligus pelaku produksi minyak kayu putih, mendapat kesempatan belajar langsung ke Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman (BBPPT) Ambon.
Selama ini, Albayan dan kelompoknya, Karya Mandiri, hanya mengandalkan pengalaman otodidak dalam menanam dan memanen daun kayu putih. Minyak hasil sulingan sederhana pun masih dijual terbatas untuk kebutuhan keluarga.
“Kami tahu cara memetik daun, tapi tak tahu bagaimana mengolahnya agar jadi minyak kayu putih yang berkualitas dan bisa menembus pasar,” tutur Albayan.

Kesempatan itu datang ketika Dinas Perkebunan Fakfak membiayai mereka mengikuti pelatihan di Ambon. Di sinilah Albayan dan sembilan rekannya menemukan kunci peningkatan kualitas.
Mereka belajar memilih daun yang tepat, menjalankan proses penyulingan, hingga mengemas minyak dengan standar pasar. Bahkan, mereka baru tahu limbah daun hasil sulingan tak harus dibuang.
“Daun sisa itu bisa diolah jadi pupuk untuk memperkuat daun baru. Jadi siklusnya berputar,” kata Albayan.
Hasilnya cukup mengejutkan. Jika sebelumnya 50 kilogram daun hanya menghasilkan minyak dalam jumlah minim, kini setelah memahami teknik penyulingan yang benar, mereka bisa memperoleh 700–800 mililiter minyak berkualitas. Angka yang disebut Albayan sebagai “lompatan besar” bagi kelompoknya.

Bagi Albayan, pelatihan ini bukan sekadar menambah pengetahuan teknis, melainkan juga membuka cakrawala baru. Mereka diajarkan tentang standar mutu, pengemasan, hingga strategi promosi. Bahkan, wacana belajar keluar negeri untuk memperkaya wawasan juga sempat dibicarakan.
“Kami jadi termotivasi. Bukan hanya menjual daun mentah, tapi bagaimana menghasilkan produk jadi yang punya nilai jual tinggi,” ujarnya.
Dengan dukungan Dinas Perkebunan Fakfak yang berencana membangun rumah produksi kayu putih tahun ini, kelompok Karya Mandiri semakin optimistis. Mereka membayangkan SP6 Bomberay tak lagi sekadar kampung perkebunan, melainkan sentra baru penghasil minyak kayu putih di Fakfak.
“Belajar langsung di Ambon memberi bekal besar bagi kami. Sekarang kami serius wujudkan mimpi menjadikan minyak kayu putih Fakfak menembus pasar lebih luas,” ujar Albayan, matanya berbinar penuh harap.









Komentar