Banyak Persoalan di Sandai Kiri Yang Belum Tuntas, Masalah Program Desa

Ketapang, Kabarsulsel-Indonesia.com | Menindak lanjuti berita Media KSI.Com inspetorat tutupmata beberapa waktu lalu, hasil dari penelusuran yang dilakukan diberapa lokasi di Desa Sandai Kiri, Terkait laporan yang disampaikan oleh Warga dan Tokoh Masyarakat Sandai Kiri tentang taman wisata bukit mantas yang tak ada azas manfaat, terkesan ditelantarkan dengan keadaan yang sangat memprihatinkan dan termasuk ketahanan pangan seperti ternak burung puyuh yang juga merupakan salah satu program APBDes Sandai Kiri, program ini gunakan anggaran ratusan juta rupiah, namun kesemua program tersebut diduga gagal total.

Berbekal informasi dari OPSI (Organisasi Peduli Sandai Kiri) Media KSI.Com lakukan penelusuran ketempat yang dimaksud Senin (22/04), yaitu di Desa Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, bermula dari lokasi taman wisata bukit mantas, pabrik pengolahan sampah dan pabrik penggilingan padi, penelusuran ini didampingi oleh warga dan tokoh masyarakat serta OPSI dan BPD, ternyata dari hasil Investigasi yang dilakukan kesemua laporan itu benar adanya, bahwa program APBDes Sandai Kiri yang berjumlah ratusan juta lebih itu diduga gagal total, pembangunan yang dianggarkan oleh Pemeritahan Desa terkesan amat sangat mubazir, dari tahun 2021/2022.

“Taman Wisata Bukit Mantas dikerjakan asal jadi tak bermutu dan tak berkualitas seperti layaknya taman-taman wisata ditempat lain, tentu sangat memubazirkan anggaran keuangan negara, kemudian bangunan tempat pengolahan sampah hingga saat ini sudah menjadi seperti barak atau pondok ditengah hutan akibat ditumbuhi rerumputan liar, yang merambat diseluruh bangunannya dan bukan hanya itu saja pada bagian atas rangka kayu bangunan ini, banyak menggunakan kayu lokal yang tak berkelas, ditambah lagi bangunan pabrik penggilingan padi kesemuanya ini tak berfungsi dan tak terawat terkesan ditelantarkan oleh sipemilik pengelola anggaran, dan masih ada lagi program APBDes lainnya yang dibangun namun tak berfungsi sama sekali buat ketahanan pangan masyarakat sini, “Ungkap OPSI kepada KabarSulSel Indonesia.Com Senin (22/04).

Saat melakukan penelusuran dibeberapa tempat yang dimaksud, Suhadi selaku BPD Sandai Kiri yang sengaja ikut mendampingi Media KSI.Com Saat dikonfirmasi mengatakan bahwa semua tentang program desa baik taman wisata maupun ketahanan pangan lainnya yang dianggarkan oleh Pemdes itu, dirinya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti sebab program pembangunan itu dianggarkan sebelum dirinya menjabat sebagai Ketua BPD.

“Saya baru dilantik pada bulan Februari 2021, sedangkan pelaksanaan kegiatan tersebut sebelum saya menjabat tangan dan jelas salah jika saya memberikan keterangan yang tidak benar diluar sepengetahuan pihak lain, “Ujar Suhadi Ketua BPD Sandai Kiri Senin (22/04).

Suhadi sempat mengatakan bahwa setelah dirinya menjadi Ketua BPD pada tahun 2022, Taman wisata bukit mantas pernah dianggarkan kurang lebih 50 juta untuk pekerjaan rabat beton melanjutkan jalan yang dibangun menggunakan program dana sutet (dana CSR dari CMI) itupun diakui juga oleh Suhadi bahwa dirinya tidak ikut terlibat terlalu jauh dalam penggunaan anggaran tersebut, artinya jika dirinya ada memberikan keterangan yang salah diluar sepengetahuannya tentu ada sanksi hukum.

“Alangkah baiknya silahkan tanya pada Kusairi mantan Ketua BPD lama saja untuk lebih jelasnya, “Ungkap Suhadi kepada KabarSulSel Indonesia.com Senin (22/04).

Sebelum ke Kusairi mantan Ketua BPD lama, Media KSI.Com lakukan konfirmasi dulu ke Kantor Desa Sandai Kiri. Ketika dikonfirmasi Kades Harman Susandi mengatakan bahwa “Pembangunan itu adalah merupakan program yang diusulkan oleh LPM desa dan termasuklah salah satunya adalah BPD yang sekarang yang bernama Jumadi yang mengACC kan program itu, namun barang tersebut masih terhambat diketerbatasan biaya anggaran, dikarenakan musim covi19 jadi dana banyak tersedot, “Jelas Kades Harman Susandi kepada KabarSulSel Indonesia.com Senin (22/04).

Kemudian lanjut Kades lagi, karena keterbatasan dana itulah maka program tersebut terhambat, namun tentang anggaran itu semua sudah disepakati bersama BPD melalui Musdes termasuk BPD dijaman Suhadi dan yang sebelumnya juga ada yaitu jaman Kusairi, sedangkan pemeriksaan dari inspektorat juga sudah 2 kali dilakukan yaitu pada tahun 2019 dan 2022, namun tidak ada masalahnya, “Kata Kades Harman Susandi kepada KabarSulSel Indonesia.Com Senin (22/04)

Kusairi mantan Ketua BPD lama saat dikonfirmasi dikediamannya jam (17:55) mengatakan bahwa terkait permasalahan tersebut. “Dirinya sudah lupa dan tak ingat lagi, baik tentang taman wisata bukit mantas, pabrik pengolahan sampah dan pabrik penggilingan padi maupun yang lainnya, Kusairi mengakui saking banyak yang difikirkan jadi sudah lupa semuanya tentang program-program tersebut, kalau memang Media KSI.Com sudah bertemu sama Kades berarti itulah sesuai dengan apa yang diucapkan Kades saja, “Jelas Kusairi mantan Ketua BPD lama kepada Kabarsulsel Indonesia.com Senin (22/04).
[12/5, 9.03 AM] Ujang Mulie kerte: Lain yang dipertanyakan lain yang dijawab oleh mantan Ketua BPD Sandai Kiri,

“Pada dasarnya usaha peternakan burung puyuh itu sudah berhasil ada ribuan ekor jumlahnya, namun dikarenakan ada yang tidak senang dengan keberhasilan usaha itu lalu disabotase oleh orang-orang yang tidak setuju dengan usaha ternak puyuh tersebut, “Jelas Kusairi mantan Ketua BPD.

“Ribuan ekor burung puyuh itu disabotase dengan cara diracuni, kalaulah puyuh itu terkena wabah atau penyakit tak mungkin sampai mati semua dalam satu malam, tentu matinya separuh-separuhnya saja, dan sayangnya pas pada waktu kejadian itu tidak ada diambil dokumentasi atau simpel sebagai barang bukti untuk dibawa kelaboratorium Ketapang, tapi matinya burung puyuh tersebut memang sangat diyakini bahwa diracuni, “Ungkap Kusairi kepada KabarSulSel Indonesia.com Senin (22/04).

Lalu, mantan Ketua BPD Sandai Kiri ini mengatakan kuat kecurigaannya bahwa ribuan burung puyuh itu mati diracuni karena ada yang tidak suka dengan usaha ternak tersebut, “Sebab ada salah satu yang diusulkan oleh orang yang memulai menimbulkan semua permasalahan ini, pernah ada mengusulkan program ketahanan pangan yaitu sawit, namun usulannya itu tidak disetujui oleh Kecamatan (Sekcam) takut usulan usaha sawit itu nantinya gagal dan tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh sipengusul, jadi program usaha ternak burung puyuh inilah yang disetujui untuk dikelola, makanya orang-orang itu dengki lalu diracunilah puyuh tersebut, “Lanjut Kusairi mantan Ketua BPD Sandai Kiri Senin (22/04).

Untuk lebih mendalami permasalahan ini Media KSI.Com sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi terhadap pihak yang terkait, baik Ketua BPD yang baru (Suhadi), Kades Harman Susandi maupun mantan Ketua BPD lama (Kusairi), namun ada ketidak singkronan dan sangat beda dengan apa yang disampaikan oleh Kusairi, terkesan seakan ada yang ditakuti dan ada yang disembunyikan tentang semua permasalahan-permasalahan tersebut, sehingga sengaja mengakui bahwa dirinya lupa dan tak ingat apa-apa lagi dikarenakan kesibukannya sehari-hari, sementara anehnya membeberkan tentang usaha ternak puyuh yang diracuni itu dan termasuk mengingatkan agar kepada yang mengelola peternakan puyuh yang benama Uyan dan Kades agar tetap sabar, justru Kusairi ingat dan tak lupa sama sekali,

Untuk itu, seperti yang disampaikan oleh warga dan tokoh masyarakat beserta OPSI terhadap kasus ini, diminta kepada pihak yang terkait, Kejaksaan Negeri, Kepolisian (Polres) Ketapang, untuk segera mengaudit serta menindak lanjuti memproses secara tegas semua program APBDes Sandai Kiri 2019 hingga 2022 itu,

Hingga berita ini diterbitkan KabarSulSel Indonesia.com masih terus berupaya melakukan pengembangan dan pengumpulan data.

Komentar