Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Korinus Hombore bersama keluarganya nekat memalang Kantor Cabang Bank Papua di Jl. Dr Salasa Namudat, Distrik Fakfak.
Aksi ini dipicu oleh kekecewaan mendalam terhadap pihak bank terkait dana ratusan juta rupiah yang ia setorkan untuk membeli rumah hasil lelang, namun hingga kini haknya tak kunjung diberikan.
Uang Dibayar, Rumah Tak Bisa Ditempati
Korinus mengungkapkan bahwa persoalan ini berawal dari pelelangan rumah milik nasabah kredit macet yang telah disita Bank Papua.
Ia telah memenangkan lelang sejak tahun 2020 dan membayar Rp 70 juta sebagai pembayaran awal, kemudian melunasi sisa Rp 288 juta, termasuk pajak sebesar Rp 15 juta.
Namun, meski pembayaran sudah lunas dan sertifikat rumah telah beralih ke namanya, Korinus tetap tidak bisa menempati rumah tersebut. Pemilik lama, Wa Ode, masih menempati rumah itu tanpa ada penyelesaian dari pihak bank.
“Saya sudah berulang kali meminta kejelasan ke Bank Papua, bahkan sampai ke Polres Fakfak, tapi tidak ada solusi. Ini uang saya, kenapa saya yang dirugikan?” ujar Korinus geram.
Bank Papua Lepas Tangan?
Menanggapi aksi pemalangan tersebut, Kepala Bank Papua Cabang Fakfak, Deddy Iskandar, mengakui bahwa secara hukum rumah tersebut memang sudah menjadi milik Korinus. Namun, ia berdalih bahwa kendala utama ada pada penghuni lama yang belum bersedia pindah.
“Kita akan berusaha bertemu dengan Ibu Wa Ode agar masalah ini bisa diselesaikan,” ujar Deddy.
Pernyataan ini justru memperkuat dugaan bahwa Bank Papua lepas tangan dalam menangani persoalan pasca-lelang. Korinus merasa pihak bank tidak serius membantu dan memilih cuci tangan setelah menerima pembayaran penuh.
Ultimatum Korinus: “Uang Saya Kembali, Palang Tidak Dibuka!”
Tak ingin terus dirugikan, Korinus akhirnya mengambil sikap tegas. Ia menolak solusi negosiasi dan meminta uangnya dikembalikan.
“Saya tidak butuh rumah itu lagi. Sertifikatnya ada di mobil saya, nanti saya kembalikan. Saya hanya mau uang saya kembali, apapun caranya! Kalau tidak, palang ini tidak boleh dibuka,” ancam Korinus.
Aksi pemalangan ini menjadi tamparan keras bagi Bank Papua. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin kepercayaan masyarakat terhadap bank milik daerah ini akan semakin runtuh. Bagaimana Bank Papua mempertanggungjawabkan nasib nasabahnya?
Komentar