Namrole, Kabarsulsel-Indonesia.com | Tinggal menghitung jam, krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda Kabupaten Buru Selatan (Bursel), akibat terputusnya jalan lintas yang selama ini menjadi penghubung Namrole dan Namlea. Pencapaian itu karena usaha Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buru Selatan (Bursel) untuk segera dapat menghadirkan BBM, untuk memenuhi kebutuhan warga Bursel akhirnya berbuah manis.
” Ratusan BBM yang dibekali dari Masohi ini disuplai dari transportir PT. Prima Vega dan dimuat menggunakan Kapal Buma III, sementara dalam pelayaran dari Masohi Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menuju Namrole, Kabupaten Bursel,” kata Wakil Bupati (Wabup) Bursel Gerson Eliaser Selsily, via pesan WhatsAppnya, Minggu, 14 Juli 2024.
Ratusan BBM ini terdiri dari Pertamax 25 KL, Pertalite 45 KL, Biosolar 5 KL dan Kero (minyak tanah) 40 KL. Setelah BBM itu sampai di Bursel akan disalurkan ke PT. Madia Mitra Hilir, CV. Abu Bayezid, CV. Waisama Timur dan CV. Tati Pratama.
Untuk tiba di Bursel, kapal Buma III akan menempuh jarak 134 mil laut dan membutuhkan kurang lebih 20 jam untuk sampai di Bursel.
“Kapal Buma III ini keluar dari Masohi hari ini pukul 07:03 WIT dan belum bisa dipastikan waktu tepat kapal Buma III yang mengangkut BBM itu tiba di Bursel sebab dalam perjalanan ke Bursel membutuhkan 20 jam,” tutur Eliaser.
Sebelumnya direncanakan ratusan Kilo Liter BBM akan di berangkatkan dari Namlea dengan kapal Ltc Tiberias, namun paska dilakukan sea trial (uji coba laut) pada Jumat, 12 Juli 2024, pukul 17.53 WIT gangguan mesin kiri terjadi kembali dan hingga pukul 18.14 masih dilakukan perbaikan mesin kiri. Melihat kondisi demikian, lintas kordinasi terus di lakukan Pemkab Bursel dan akhirnya menggunakan plan B
Sementara, Sales Branch Manager (SBM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Aditya Herdy turut membenarkan kendala tersebut juga rincian 115 KL BBM di maksud.
” Ini kapal diganti dari Masohi dan malam ini (Sabtu, 13 Juli 2024) sudah muat karena sudah dapat izin dari Kantor Unit Penyelenggara Pelayaran(KUPP) Masohi, direncanakan besok pagi (hari ini-red) segera bisa jalan sebagai plan alternatif, dan saat ini kapal sudah jalan dari Masohi” ujar Aditya, via pesan whatsappnya.
Sementara Kepala Syahbadar Pelabuhan (KSP) Amahai, Abdul Radak Kelrey mengaku mungkin malam kapal sudah tiba di Bursel. ” Masyarakat di Buru harus bersyukur, sesuai aturan itu tidak boleh, tapi karena ini sifatnya emergency, maka kami bantu. Dari tadi malam kita berdiri dari jam 10.00 WIT sampai jam 08.00 pagi baru saya balik. Kita standby di pelabuhan. Sampai jam 8.15 kapal sudah keluar. Semoga Bursel ke depan lebih baik lagi, ” ucap Abdul.
Terpisah, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Kabupaten Bursel Dominggus Seleky juga membenarkan bahwa esok pagi sudah ada. Sebab diperkirakan 20 jam perjalanan tapi mungkin ada geser sedikit bisa sampai 22-24 jam perjalanan.
” Kemarin kita terkendala pihak Tiberias yang menjaminkan kapal bagus, padahal berbanding sebaliknya. Saya bilang kepada Pertamina, tidak ada plan A, B atau C hari ini kapal harus keluar, ” ujar Seleky.
Saat di singgung terkait tidak adanya PT Burmalindo Sejahtera Abadi sebagai agen Mitan, dirinya setelah mengecek, ternyata CV Abu Bayezid adalah Perusahaan di Fena Fafan.
” Mitan itu direncanakan naik ke Waesama nanti baru di distribusikan ke Fena Fafan. Tapi kita fokus dengan antisipasi dalam kota dulu. Saya sementara meminta data pangkalan yang akan di bagi mitan ini, ” tutur Dominggus.
Adapun untuk esok, Perdagangan bersama Kepolisian Resor (Polres) dan Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP) kami akan mengawasi dan memantau proses distribusi dan penjualan.
” Kalau di Agen Pengecer Minyak Solar (APMS) clear, untuk pangkalan mitan masih menunggu data dari Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan. Nanti kita bersama mengawasi, kita kan kenal pengecer, karena mereka ilegal, kita utamakan rumah tangga konsumen penerima subsidi yang di dahulukan, ” ucap Seleky.
Komentar